Mohon tunggu...
Damri Hasibuan
Damri Hasibuan Mohon Tunggu... Guru - Yang haus akan ilmu itu adalah para penuntut ilmu itu sendiri

Tulislah, maka kamu akan mengabadi!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tips Menghadapi dan Menjawab Pertanyaan Dewan Juri UEA hingga Mendapatkan Formulir Tanda Lulus

3 Juli 2022   18:00 Diperbarui: 4 Juli 2022   09:38 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tips menghadapi dan menjawab pertanyaan dewan juri, hingga mendapatkan formulir tanda lulus.

1. Jangan grogi! Kalau anda suka grogi ketika melihat wajah dewan juri (syekhnya) hindari untuk melihat wajahnya ketika jawab pertanyaan hafalan yang dilontarkan. Fokuslah menjawab hafalannya hingga selesai. Bisa melihat ke bawah, atau ke samping. Asal jangan melihat wajah jurinya. Tapi kalau tidak grogi, mentalnya sudah terlatih, tidak masalah melihat wajah juri. Justru dianjurkan. Usahakan tidak salah alias lancar dalam menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan.

3. Tekankan di makhorij dan sifatul huruf. Gak usah buru-buru. Biasanya orang Indonesia suka salah atau kurang maksimal ketika melafazhkan huruf teliti betul makhraj dan sifatnya agar tidak sampai disalahkan. Baca perlahan huruf demi huruf dan nikmati irama yang kita baca sambil bertadabbur.

4. Iramanya yang bagus. Meskipun misalnya suaranya tidak terlalu bagus, tapi kalau dibuat iramanya, fashohah mumpuni, akan dapat memanjakan telinga juri.

5. Hafalan cukup 3 pertanyaan. Usahakan lancar semuanya. Kalau gak siap, terus terang saja ke syeikhnya. Saya yang siap 10 juz pertama dan 15 terakhir, misalnya. Selebihnya belum muroja'ah dengan maksimal. Tapi setelah negosiasi usahakan jawabannya dengan lancar pula. Jangan sampai tidak lancar bakal diceramahin oleh syekhnya dan pastinya membuat malu sendiri.

6. Jangan kagok berbahasa Arab. Cari celah biar ngomong bahasa Arabnya lancar. Jika merasa kurang yakin dari pertanyaan hafalan, cari perhatian dewan juri bahwa Anda jago ataupun bisa ngobrol berbahasa Arab.

7. Ketika menjawab pertanyaan fikihnya jawab dengan sesuai madzhab imam Syafi'i. Perluas wawasan fikih Anda, terutama bagian ibadah. Lebih spesifiknya terkait salat fardhu, rawatib dan wudhu. (Gampang bangatlah fikihnya). Tidak seperti ujian di kampus.

8. Kalau ditanyak aliran jawabannya Ahlu Sunnah Wal jama'ah min Al Asy'ariyin Wal maturidiyin. Jangan jawab akidah yang bertentangan disana. Seperti akidah salafi-wahabi.

9. Kalau ditanyak kitab fikih yang dipelajari, jawabannya sebutkan kitab yang dipelajari waktu di pondok. Semisal Fathul qorib, Syarqowi, I'anatuththolibin. Tapi sih beda setiap orang. Yang penting tidak jauh dari Kitab-kitab mazdhab Syafi'i yang mainstream dipelajari di pondok salaf.

8. Baca teks Khutbah yang ada harkatnya. Tinggal melantangkan suara dan sesuai kan intonasi. Itu pun tidak semuanya. Karena menyesuaikan waktu. Barangkali, baca dirukun  khutbahnya saja, waktu sudah habis.

10. Kalau semua yang di atas mulus, gak ada koreksian sama sekali, baik hafalan dan bacaan, pasti dipanggil syeikhnya. Terus langsung dikasih  formulir (istimarah) buat diisi untuk keberangkatan.

12. Semoga dengan tulisan singkat ini, dapat menghantarkan teman-teman yang berminat menjadi imam di UEA.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun