Mohon tunggu...
Damar Arkaan
Damar Arkaan Mohon Tunggu... Mahasiswa/universitas Pamulang/Teknik Informatika

- Otomotif - Motorsports - Comedy

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pancasila di Kampus : Antara Formalitas Dan Realitas Sosial

5 Oktober 2025   13:40 Diperbarui: 5 Oktober 2025   13:46 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan Pancasila sering dianggap sebagai mata kuliah wajib yang "hanya formalitas" di banyak perguruan tinggi. Padahal, jika dipahami lebih dalam, Pancasila bukan sekadar bahan ujian, melainkan fondasi karakter mahasiswa Indonesia.

Kehidupan kampus adalah miniatur masyarakat. Di sana ada perbedaan suku, agama, pandangan politik, bahkan gaya hidup. Jika tidak diikat oleh nilai kebangsaan, potensi gesekan sangat besar.

Pancasila hadir sebagai pedoman agar perbedaan bisa dirangkai menjadi kekuatan, bukan pemecah. Misalnya, sila ke-3 (Persatuan Indonesia) mendorong mahasiswa tetap kompak meski berbeda latar belakang.

Tantangan Pendidikan Pancasila di Kampus

1. Anggapan Membosankan

Banyak mahasiswa menilai mata kuliah ini hanya berisi hafalan. Padahal, esensinya justru pada penerapan dalam kehidupan nyata.

2. Kurangnya Relevansi dengan Kehidupan Mahasiswa

Jika materi hanya disampaikan dalam bentuk teori, mahasiswa sulit menghubungkannya dengan persoalan sehari-hari, misalnya intoleransi di media sosial atau budaya akademik yang tidak jujur.

3. Minimnya Praktik Nilai

Kampus kadang gagal menjadi contoh. Korupsi kecil-kecilan, budaya menyontek, atau diskriminasi justru bertentangan dengan nilai Pancasila.


 Apa yang Bisa Dilakukan?

Metode Pembelajaran Kontekstual: Pancasila harus dikaitkan dengan isu aktual di masyarakat dan kampus, agar terasa relevan.

Kegiatan Ekstrakurikuler: Organisasi mahasiswa bisa menjadi wahana penerapan nilai Pancasila, misalnya lewat kerja bakti, debat sehat, atau kegiatan sosial.

Teladan dari Dosen dan Pihak Kampus: Penerapan nilai Pancasila tidak hanya diajarkan, tetapi juga ditunjukkan lewat sikap dan kebijakan.

Penutup

Pendidikan Pancasila di kampus seharusnya tidak berhenti di ruang kelas. Nilai-nilainya harus hidup dalam keseharian mahasiswa: dalam cara berpendapat, bersosialisasi, dan menyelesaikan konflik. Dengan begitu, Pancasila tidak hanya menjadi materi ujian, melainkan karakter yang tertanam dalam diri generasi muda Indonesia

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun