Mohon tunggu...
Damai Purba
Damai Purba Mohon Tunggu... Administrasi - Travel for another knowledge

Membuana dalam kata

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sang Pengembara

31 Agustus 2017   12:28 Diperbarui: 31 Agustus 2017   12:50 807
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Menjadi seorang pengembara di tengah-tengah dunia yang penuh kebohongan.

Ketidakpastian menjadi sebuah tujuan.

Bukankah ketidakpastian adalah momok yang menakutkan bagi semua orang?

Tidak ada tujuan, harapan.

Yang ada hanyalah ketakutan, kegelisahan, kegundahan untuk menghadapi kenyataan bahwa semuanya adalah kesia-siaan.

Apa tujuan dari hidupmu? Bukankah kita diciptakan untuk melakukan sesuatu?

Di dunia ini aku melihat begitu banyak penderitaan, kesakitan, kepahitan dan keputusasaan. Aku melihat ada penghianatan. Aku melihat ada kepahitan yang diciptakan tapi bukan yang diinginkan.

Jadi, untuk apa melakukan sebuah kebaikan jika akhirnya nanti akan berakhir dalam kepahitan? Bukankah semuanya juga adalah kesia-sian?

Aku melihat senyuman di wajah orang-orang yang tidak melihat pengharapan. Senyuman untuk memberikan identitas palsu, bahwa dia dalam lingkaran kebahagiaan.

Aku melihat orang-orang mengenakan lencana emas, kalung emas murni, cincin berlian hanya untuk menutupi kebodohan-kebodohan yang ia lakukan dalam dunia yang fana ini. dan setelah itu, ia masuk kedalam kamarnya dan meringkuk menangisi ketidakpuasan.

Bukankah ini, sebuah dilema yang menghancurkan pengharapan?

Aku melihat ketakutan yang terpancar di wajah-wajah para pemimpin dunia ini, ia takut menghadapi kenyataan bahwa mulutnya telah mengucap sebuah janji yang bahkan ia sendiri tidak pernah tau apakah janji itu adalah sebuah kenyataan atau hanya obralan palsu yang dilayangkan untuk membuat kebahagiaan semu bagi para pengikutnya.

Aku melihat kegelisahan dihati para pencinta tahta!! Aku melihat sebuah pengorbanan tiada berujung dalam setiap langkah yang ia ambil, pengorbanan yang hanya dia dan Tuhan yang tau, apakah itu sebuah pengorbanan atau sebuah kebodohan.

Aku melihat raut-raut wajah yang menuntut keadilan dalam hidupnya. Wajah-wajah yang meminta keadilan, sebuah keadilan yang tidak akan pernah ia peroleh dari para pengejar tahta!!

Aku melihat sebuah kemarahan yang tiada berujung dari anak-anak yang mengharapkan kasih sayang dari sang Ayah pemabuk cinta!!!

Kita didalam lingkaran setan yang tidak berujung. Dimana kita akan mencari sebuah kejujuran yang keluar dari mulut? Sebuah hati yang menerima dengan tulus? Sebuah sentuhan yang memberi dengan ikhlas? Dan sebuah cinta yang tidak didasarkan atas nafsu?

Seorang pengembara sedang mencari dan percaya diujung jalan sana akan menemukan jawaban dari setiap pertanyaan.

Dan aku melihatnya... melihat semua jawabannya, ada tujuan dari hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun