Mohon tunggu...
mohammad mustain
mohammad mustain Mohon Tunggu... penulis bebas -

Memotret dan menulis itu panggilan hati. Kalau tak ada panggilan, ya melihat dan membaca saja.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Intervensi Kondom dalam Kampanye Pilpres

11 Maret 2019   10:42 Diperbarui: 12 Maret 2019   02:33 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tempatkan sesuatu pada tempatnya. Itu nasihat dari orang bijak. Jadi jika melihat buku berserakan, rapikan dan tempatkan di rak buku atau tempat penyimpanannya. Jangan bawa buku ke kamar untuk pengganjal kursi atau tempat tidur. Itu menyalahi kodrat buku sebagai sumber ilmu dan informasi.

Jangan pula saat merapikan buku itu lantas diikat dengan kondom yang baru dibeli. Ikatlah dengan tali yang pas, misalnya tali rafia atau lainnya. Kondom itu bukan untuk mengikat buku. Itu bukan tugas kondom sesuai tujuan penciptaannya. Jadi gunakanlah kondom dengan cara yang baik dan benar.

Bagaimana cara menggunakan kondom dengan baik dan benar, pertama kali periksalah apakah Anda sudah akil balik dan sah menurut UU Perkawinan untuk kawin.

Kedua, silakan cek juga apakah Anda sudah punya kartu nikah. Saya tidak menganjurkan menggunakannya jika Anda tidak memenuhi dua syarat tadi. Artinya, gunakanlah untuk berselancar dengan bojomu.

Lantas apa hubungan buku dengan kondom. Secara langsung hubungin itu tidak ada (jangan memaksakan adanya hubungan, dengan menyebut buku Enny Arrow). Tidaklah muat buku dimasukkan ke dalam kondom, kecuali ada yang ukuran jumbo. Atau, bisa juga buku masuk ke dalam kondom jika ukurannya kecil. Namun kalau sudah masuk ya buat apa? Masa buat korek kuping atau korek-korek yang lain?

Nah, karena itulah tempatkan sesuatu pada tempatnya. Gunakan sesuatu sesuai peruntukannya. Janganlah Anda pergi ke mana-mana, dengan membungkus jempol atau jari Anda dengan kondom. Kalau itu Anda lakukan, memang tidak ada larangan dan sanksinya kecuali Anda bisa dicap "stress" atau kurang lengkap otaknya.

Jika, ngempet ingin melakukan seperti itu, saran saya, tentukan sasaran jari jemari Anda dengan jelas. Jangan lupa, pakai sarung tangan jika tetap ingin jalan-jalan dengan kondisi seperti itu.

Gambar di medsos yang menggambarkan hal seperti itu, bukan untuk ditiru. Pembuatnya mungkin hanya ingin yang melihatnya lantas nyengir kaya kuda.

Itu kondom di jari saja sudah bermasalah. Terlebih lagi jika kondom dipadukan dengan yang lebih besar, seperti capres dan cawapres. Ini jelas selain menyalahi tujuan pembuatan dan peruntukan pembuatan kondom, juga bisa menyinggung perasaan banyak orang. Itu tindakan bukan sekedar tidak pas, namun juga kurang ajar dan minta dihajar.

Capres dan cawapres itu orang-orang pilihan yang maju dalam ajang pilpres untuk menjadi pimpinan eksekutif negeri ini; bukan jadi eksekutif atau presiden direktur perusahaan kondom. Kalau ingin mempromosikan kondom kan banyak artis yang seksi.  Itu juga harus pas timingnya. Jangan promosi kondom bersama sabu dan wanita seks dengan setting di hotel, nanti ditangkap polisi.

Gambar produk kondom yang viral di medsos dan grup watshapp(Istimewa) - kompas.comJika sekarang ini ada juga makhluk kurang ajar yang kebablasan mengkampanyekan kondom bergambar paslon capres dan cawapres nomor urut 01, itu sebuah penyimpangan atau kesintingan. Ini jelas sudah kebablasan dan perlu diusut tuntas. Foto kondom bergambar paslon itu sudah menyebar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun