Mohon tunggu...
Daimmatul Nikmah
Daimmatul Nikmah Mohon Tunggu... Guru - Daimmatul Nikmah

Perempuan Biasa yang disayang Tuhannya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bolehkah Merayakan Maulid Nabi?

22 November 2021   11:10 Diperbarui: 22 November 2021   11:48 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Maulid Nabi merupakan hari peringatan kelahiran nabi Muhammad yang lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal di kota Mekah. Pada saat itu Mekkah merupakan kota yang tengah di serang oleh pasukan Gajah yang berada di bawah pimpinan Raja Abrahah.

Pada tahun ini, peringatan Maulid Nabi Muhammad jatuh pada tanggal 19 Oktober 2021. Perayaan peringatan Maulid Nabi ini membangkitkan semangat kaum pemuda untuk melantunkan pujian-pujian kepada Nabi. Hal ini dibuktikan  bermunculan komunitas-komunitas sholawat seperti Syeker Mania, Zahir Mania, dll.

Pada acara Maulid Nabi bersama Zahir Mania yang diselenggarakan di kediaman bapak Darjan desa Sumbergayam dukuh Mboto kecamatan Kragan Kabupaten Rembang. Wakil ketua DPRD Bapak Ridwan dalam sambutannya membahas tentang fenomena sholawat yang menjadi tren anak muda, hal ini di buktikan dengan antusias pemuda yang menghadiri acara tersebut.

Ketua Panitia Mas Hanif Lutfi Fauji dalam sambutannya pun menjelaskan sedikit awal mula sejarah Maulid.  "Meningkatnya minat pemuda untuk bersholawat di iringi juga oleh temlen-temlen yang tersebar di media sosial, tentang hukum bid'ah merayakan Maulid, temlen dan opini tentang perayaan Maulid adalah kebudayaan Syiah. 

Pada awalnya perayaan Maulid diadakan pada 4 Hijiriah oleh Bani Fatimiah di Mesir rentang tahun 362-567 Hijiriah. Awalnya ada 4 Maulid yang diadakan oleh Bani Fatimiah, yaitu Maulid Nabi Muhammad, Maulid Ali, Maulid Maulid Hasan, dan Maulid Husen. 

Perayaan Maulid sempat dilarang oleh Al-Afdhal bin Amir Al-Juyusy dan kembali diperbolehkan pada masa Amir Li Ahkamillah pada 524 H. Pada tahun 579 H. Atas saran dari Muza Farudin, Sholahudin Al-Ayubi  menghidupkan kembali acara Maulid untuk membangkitkan semangat jihat kawan pemuda. Hal ini bertujuan untuk mempersiapkan mental pemuda menghadapi perang salib, dan alhasil kota Yerussalem berhasil direbut oleh pasukan Islam."

Selain menjelaskan tentang sejarah Maulid Nabi, Mas Hanif Lutfi Fauji juga memberikan sedikit nasehat supaya kaum pemuda semangat untuk belajar dan menggali tentang sejarah Nabi dan meneladani Akhlaknya yang mulia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun