Pada tanggal 17 Agustus tahun 2022 ini, kembali  bangsa Indonesia memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) kemerdekaannya. Pada Rabu 17 Agustus 2022 seluruh Rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke memperingati detik-detik Proklamasi kemerdekaan negeri yang dicintai dan dibanggakannya.Â
Yang formal dilakukan dengan menggelar upacara pengibaran bendera merah putih, dan yang tidak formal dengan beragam perlombaan rakyat dengan tema hari merdeka. Mulai dari yang paling terkenal balap karung dan panjat pinang hingga lomba makan krupuk.
Di usia yang ke-77 tahun atau 23 tahun lagi akan 1 abad atau 100 tahun Indonesia Merdeka, ada beberapa refleksi kebangsaan yang penulis akan paparkan dalam tulisan ini.Â
Pertama terkait dengan komitmen yang tertuang dalam teks proklamasi, kita membaca dan memahami bahwa proklamasi atau pengumuman bahwa Indonesia merdeka itu adalah atas kehendak semua rakyat Indonesia.Â
Bukan hanya Soekarno-Hatta yang mendeklarasikan kemerdekaaan Indonesia namun seluruh rakyat Indonesia, karena mereka berdua hanya menjadi juru bicara bangsa Indonesia atau kita menyebutnya dengan proklamator.
Jalan panjang 77 tahun sejak merdeka menjadikan kita menjadi sebuah bangsa yang besar. Bukan hanya besar wilayahnya dan banyak penduduknya, namun lebih penting dari keduanya adalah menjadikan bangsa Indonesia sebagai pemimpin Asia dan Dunia.Â
Pada tahun 2022 ini, Presiden Jokowi menjadi ketua G-20 yang akan dilaksanakan di Nusa dua Bali tanggal 15-16 November 2022. Pada kancah dunia Indonesia punya peran strategis sebagai penyeimbang antara blok barat dan blok timur.Â
Kita kenal di zaman orde baru kita selalu menjadi tuan rumah KTT Non Blok. Di Tahun 2022 ini pun Pak Jokowi telah memediasi kedua kepala Negara yaitu Rusia dan Ukraina dengan menemui langsung Presiden Putin dan Presiden Zelenskyy.
Kedua dari segi ekonomi, meski terdampak dengan pandemi Covid 19, Indonesia relatif mampu tetap tumbuh di angka 5%, beberapa Negara tetangga ada yang malah minus, ini tentu merupakan hal yang patut disyukuri.
Meskipun memang kesulitan itu ada seperti naiknya harga-harga kebutuhan pokok dan barang lainnya namun tidak sampai kehilangan daya beli masyarakat atau resesi ekonomi yang akan berdampak pada penjarahan dan kerusuhan sosial.