Mohon tunggu...
Dahlia Silitonga
Dahlia Silitonga Mohon Tunggu... Guru - Senang belajar dan menulis

Anak pertama dari 4 bersaudara, sayang keluarga, senang jalan jalan, menulis dan bernyanyi.

Selanjutnya

Tutup

Book

Resensi Buku Pelangi di Natuna

15 Mei 2024   19:18 Diperbarui: 15 Mei 2024   19:22 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dokumentasi pribadi

Pelangi di Natuna

Buku antologi yang diterbitkan oleh Perpusnas Press dengan pemandangan laut dan pelangi sebagai sampul depan. Buku ini dituliskan oleh Lya Vita Ferdana, dkk pada tahun 2022. Sebanyak lima belas penulis muda yang berasal dari Natuna, Kepulauan Riau menuliskan lima belas artikel kehidupan sosial budaya, pendidikan, dan kesehatan di Natuna. Masing-masing artikel dituliskan dengan gaya penulisan yang berbeda.

Keunggulan buku ini adalah pada masing-masing artikel dituliskan referensi atau sumber tulisan. Keistimewaan buku ini mendapatkan dukungan baik dari berbagai pemangku kebijakan, dan perpustakaan baik pusat maupun daerah yang bertujuan memajukan gerakan literasi berkualitas. 

Kelima belas artikel antologi yang ditulis cukup jelas, dan padat akan makna kearifan lokal. Kearifan lokal yang bersumber dari budaya masyarakat setempat, misalnya masih adanya kepercayaan masyarakat pada air tawa yang dapat menyembuhkan penyakit ketimbang pengobatan secara medis. Keyakinan masyarakat akan dukun beranak, dll.

Buku ini cocok dibaca oleh para pelajar, dan mahasiswa guna mendorong gerakan literasi, dan para pemangku kepentingan dalam mengambil kebijakan lokal yang tepat (Local Wisdom).


Adapun kekurangan buku ini hanya ada satu artikel yang menampilkan sebuah gambar yang mengilustrasikan deskripsi makanan khas Natuna, dan artikel selebihnya tidak ada gambar berwarna. Kehadiran artikel dengan gambar berwarna, dan menarik akan membantu para pembaca mengingat suatu yang khas dari Natuna. Penulisan kata atau frasa dalam bahasa Inggris seperti frasa Open Recruitment masih dituliskan dengan huruf tegak padahal seharusnya huruf miring sesuai kaidah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).

Akhir kata, tak ada gading yang tak retak. Tak pernah ada yang sempurna di dunia bahkan sebuah buku. Buku Pelangi di Natuna, hasil kolaborasi dari berbagai cerita kelima belas penulis patut diapresiasi. Dengan membaca buku ini, kita lebih mengenal kearifan lokal Natuna budaya literasi perbatasan, dan kehidupan sosial masyarakat Natuna.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun