Mohon tunggu...
Dahlia Abdullah
Dahlia Abdullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - IRT, Agen HNI HPAI, Belajar Menjadi Penulis

Moto Hidup Adalah Jangan Pernah Menyerah Untuk Bergerak Maju, Walau Sekecil Apapun Langkahmu Yang Terpenting Kau Terus Bergerak Maju.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Menulis untuk Ketenangan Pikiran

26 April 2021   13:38 Diperbarui: 26 April 2021   13:43 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Dari dulu ingin rasanya menjadi penulis. Tetapi selalu terbentur dengan kesulitan untuk menuangkan ide di kepala menjadi tulisan. Bingung memilih kata-kata yang tepat, takut apa yang ditulis tidak dapat dimengerti oleh pembaca, ragu-ragu apakah tulisan yang dibuat akan bagus atau tidak dan seribu satu macam hambatan yang menghalangi jari jemari ini menulis. Ketidakmampuan untuk menulis bersumber dari pikiran sendiri yang membuat ragu, sudah tepatkah tulisan kita atau tidak.

Ada masanya dulu suka membuat cerita bersambung sebelum tidur, tetapi hanya di dalam pikiran saja tidak berani untuk menuangkannya dalam tulisan. Kalau dipikir-pikir jika saja dulu sudah berani untuk menulis, mungkin sekarang sudah menjadi penulis yang terkenal.

Beberapa waktu lalu pernah membaca artikel di psikologikita.com yang berjudul "Menulis untuk Kesembuhan Diri" yang ditulis oleh Nurindah Fitria. Dalam artikel tersebut antara lain dituliskan bahwa "Mengekspresikan diri adalah bagian penting dari membebaskan pikiran dan perasaan kita yang begitu berat. Oleh karena itu, biasanya salah satu teknik terapi yang digunakan untuk membantu individu mengatasi permasalahannya adalah dengan mengekspresikan dirinya. Salah satu cara mengekpresikan diri itu adalah dengan menulis. Menstrukturkan ide-ide yang berlompatan di pikiran kita dan mengalirkan rasa yang kita miliki, adalah tujuan dari terapi menulis. Sederhananya, saat kita merasa banyak sekali hal yang kita pikirkan, saat kita menuliskannya akan lebih menemukan ide-ide apa saja yang sebenarnya sedang kita pikirkan."

Inilah yang mendorong saya untuk mencoba melakukan terapi menulis secara mandiri. Saya mempunyai tipe kepribadian yang introvert. Cenderung pendiam, tenang, dan lebih luwes dalam menilai diri sendiri (introspektif). Walau introvert, masih bisa berinteraksi dengan orang-orang lain. Biasanya lebih banyak menjadi pendengar yang baik.  Tidak  bisa mencurahkan pikiran dan perasaan sendiri kepada orang lain atau dengan bahasa kerennya tidak bisa mengekspresikan perasaan dengan baik. 

Setelah membaca artikel ini dan bertekad untuk terapi menulis, saya menemukan satu komunitas belajar menulis artikel. Dalam komunitas ini ditekankan bahwa setiap orang bisa menulis dan didorong untuk terus menulis. Ditekankan juga bahwa  menulis itu tidak susah, tidak perlu bakat. Hanya diperlukan latihan yang terus menerus hingga menjadi mahir.

Semangat ini membuat saya sedikit demi sedikit mulai belajar menulis, berani menuangkan ide di kepala tanpa berpikir ini akan menarik atau tidak, bersemangat mengamati diri dan lingkungan sekitar untuk menemukan ide tulisan. Walaupun tulisan masih banyak yang harus dikoreksi tetapi semangat untuk terus menulis mulai muncul. 

Berdasarkan pemahaman bahwa pengalaman seseorang sedikit banyak bisa memberikan manfaat pada orang lain, saya berharap  tulisan saya bisa memberikan manfaat. Menulis adalah cara saya mengungkapkan semua hal yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata melalui tulisan. Menyalurkan kemarahan, kebencian, kecemasan, kekecewaan dan kebahagiaan bisa memberikan efek positif. Ada kelegaan yang didapat setelah menuangkan semua perasaan ke dalam tulisan.

Jadi bagi seseorang yang kurang bisa mengekspresikan perasaannya kepada orang lain, lebih baik menyalurkannya lewat tulisan. Agar beban di pikiran bisa berkurang serta membuat mental kita lebih sehat dan tenang. 

(Ed. Dian H. Hendrawan)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun