Mohon tunggu...
Dahlan Khatami
Dahlan Khatami Mohon Tunggu... Lainnya - blablablabla

Hanya menulis yang terlintas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Berikan Kebebasan dalam Belajar

19 Juni 2022   15:49 Diperbarui: 19 Juni 2022   16:20 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sore itu setelah mandi seketika berangkat ke daerah bilangan pemukiman padat. Saat tina menyandarkan motor tepat di depan tempat biasa berkumpul. Dengan pintu yang tertutup rapat dengan rapi dan terkunci. Aku langsung bergegas menuju lapangan berharap kegiatan telah menggelar tiket alasnya. 

Namun kenyataan mengatakan sebaliknya. Aku ragu menuju rumah temanku yang di sebelah tempat sering berkumpul. Sempat kebingungan. Aku mengira kegiatan ditiadakan. 

Aku yakinkan untuk menuju rumahnya. Saat dipanggil namanya ibunya yang menyambutku. Ternyata dua tidur siang dan dibangunkan sore hari akibat kedatanganku. Duduk di ruang tamu diantara tawaran teh atau kopi hitam. Aku memilih yang kedua diantara pilihanku. 

Membuka ponsel, menikmati kopi hitam serta obrolan ringan. Temanku mengajak ditemani bermain lompat tali. Di lapangan tempat siapapun bermain bola plastik. Dia melakukan lompat tali selama 30 menit. Di tempat yang masuk ke area sebelah lapangan. Selama menemaninya aku duduk di atas pembatas area lapangan yang terbuat dari semen dan batu bata. Melihat sekelompok anak-anak berumur sekolah dasar mengingatkanku pada masa itu. 

Saat sedang memperhatikan anak-anak itu bermain. Aku ditegur Rido anak kampung sini yang mengenalku. Di belakang pembatas lapangan ada peternakan kambing milik warga. Yang didirikan diatas tanah negara. Terletak di pinggir kali yang lahannya tidak terpakai. 

Setelah temanku selesai bermain lompat tali. Ia mengajak patungan untuk membeli keripik singkong. Ketika kembali ke rumahnya Murski mengirim pesan melalui aplikasi obrolan. Bahwa ia telah tiba di stasiun kereta api dekat pemukiman padat. 

Memang sebelumnya sudah mengabarkan untuk menjemput dirinya padaku. Namun temanku yang menjemputnya. Dan aku menunggu di atas motor tidak jauh dari tempat berkumpul. Selama menunggu aku dilingkari oleh sekelompok anak kecil. Yang diajak dalam kegiatan belajar bersama oleh temanku.

Saat di tengah obrolan dengan mereka Murski datang. Bersalaman dan ikut nimbrung dengan mereka. Kemudian temanku mengambil peralatan kegiatan belajar bersama. Aku, Murski dan sekelompok anak kecil tadi membawa peralatan menuju lapangan. 

Lapangan yang berbeda tempat temanku bermain lompat tali. Setelah menggelar tikar aku membersamai mereka. Tiba-tiba ada satu orang anak yang meminta dibacakan buku olehku. Sebab ia  belum bisa membaca. Ia ingin dibacakan buku tentang binatang. Saat tengah membacakannya Sidli datang dan bersalaman denganku. Selesai membacakan buku tersebut. Kemudian datang seorang anak minta dibacakan buku kisah kelinci dan kura-kura. 

Ia ingin dibacakan setelah melihat temannya dibacakan olehku. Aku tidak menanyakan nama dua orang anak itu. Bagiku buku yang kubacakan berhak untuk semua anak tanpa menanyakan namanya. Dan aku hanya menganggapnya teman yang jauh lebih muda dariku. 

Tiba-tiba ada seorang anak yang kurang lancar membaca kata dirinya. Menyodorkan buku bergambar Batman padaku. Aku membacakan untuknya dalam waktu cukup lama. Di tengah membacakannya temanku menawarkan untuk memesan makan. Namun ia mengerti bahwa aku sedang membacakan buku bergambar Batman. Saat selesai rahangku cukup pegal membaca tiga buku cerita berbeda lengkap dengan ekspresinya. Aku bahagia rahangku cukup kuat melakukannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun