Mohon tunggu...
Daffa Putra Pratama
Daffa Putra Pratama Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Seorang siswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Cerpen: Gadis Misterius

25 November 2020   12:27 Diperbarui: 25 November 2020   12:32 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pagi itu berbeda dari hari lainnya, karena di samping tempat tidurku ada seorang gadis yang tertidur dengan lelap seperti tidak ada hal yang aneh di sekitarnya. Kesadaranku yang tadinya masih setengah sadar pun langsung terkejut karena hal tersebut. Pikiran ku yang biasanya santai di pagi hari langsung berusaha mengingat apa saja kejadian yang terjadi kemarin malam.

Tak lama saat aku sedang tenggelam dalam pikiran aku sendiri, gadis itu bangun dengan raut mengantuk sambil berkata "Selamat Pagi, Tuan". Aku yang mendengar hal tersebut langsung bingung karena kenapa dia memanggil aku dengan sebutan 'Tuan'. Karena penasaran, aku pun bertanya langsung kepadanya, "Kenapa kau memanggilku dengan panggilan, Tuan".

Gadis tersebut menatapku dengan raut bingung seolah-olah hal tersebut merupakan hal yang wajar. Dia berkata "Tentu saja, karena kau adalah pemilikku!". Perkataannya membuat aku semakin bingung karena hubungan apa yang telah aku buat kemarin. Aku bertanya kepadanya "Aku tidak ingat pernah memiliki hubungan seperti itu denganmu, apa yang kamu maksud dengan aku sebagai pemilikmu?".

"Aku adalah Shiro, kucing peliharaanmu yang telah kau rawat dari kecil", katanya. Aku masih tidak mengerti dan bertanya kepadanya "Jika kau memang kucing peliharaanku kenapa kau berubah menjadi wujud manusia dan apakah kau memang punya bukti bahwa kau kucing peliharaanku?"."Aku mempunyai buktinya, ini buktinya", dia mengatakan itu dengan memegang sebuah kalung yang rusak. Jika kulihat lebih jelas, itu memang kalung yang aku pasang di leher Shiro.

"Untuk masalah kenapa aku bisa berwujud seperti ini aku juga masih tidak tahu, tetapi kemungkinan ini karena keinginanku dari dulu untuk berada di samping tuanku sebagai manusia". Walaupun aku masih tidak paham kenapa ini semua terjadi, setidaknya aku sudah mendapatkan penjelasan sementara bahwa kucing peliharaanku berubah menjadi manusia karena keinginannya dalam semalam.

Untuk sekarang aku bawakan baju ganti untuknya dan memberikan dia sarapan. Karena pernyataannya sebelumnya masih terdengar ambigu maka aku bertanya lagi kepadanya dengan pendekatan yang berbeda, "Apakah kau tidak bahagia menjadi seekor kucing atau hanya penasaran dengan kehidupan manusia?". Dia terdiam sebentar lalu menjawab pertanyaanku dengan muka yang serius.

"Aku tidak sepenuhnya bosan menjadi kucing, tetapi tidak terlalu bahagia juga. Setiap hari aku melihat teman kucingku yang lain tidak mendapat perlakuan yang sama denganku. Mereka ada yang kelaparan, kedinginan, dan bahkan terlindas oleh kendaraan. Aku ingin lebih diperhatikan sebagai makhluk hidup, karena itu aku memiliki keinginan kecil di hati menjadi manusia." Saat dia mengatakan hal tersebut mukanya menunjukkan raut muka sedih dan ketakutan di saat yang bersamaan.

Aku memeluknya sambil menenangkannya dan mengatakan bahwa "Kamu hebat karena memiliki keinginan seperti itu, tetapi manusia juga tidak seindah yang kau pikirkan". Dia menatapku sambil bertanya "Apa maksudmu, Tuan?". "Beberapa dari kita masih ada yang tertinggal dalam beberapa bidang seperti pendidikan dan ekonomi, kesenjangan tersebut membuat beberapa dari kita ada yang kekurangan atau mengalami kemiskinan" Jawab diriku. "Aku tidak mengerti" dia menanyakan itu dengan bingung, mungkin karena memang dia hanya seekor kucing sebelumnya.

"Kau akan mengeri nanti, intinya menjadi manusia juga memiliki tantangannya tersendiri jika ingin bertahan hidup" kuperjelas."Jadi, apakah aku menjadi manusia merupakan hal yang sia-sia?" dia menanyakan itu dengan ekspresi kecewa dan ingin menangis. Lalu aku jawab sambil mengelus kepalanya,"Tidak karena kamu telah menyadarkanku untuk lebih sadar akan apa yang aku punya dan lebih peduli dengan sekitar, kau juga menjadi bukti bahwa hewan juga memiliki keinginan".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun