Mohon tunggu...
Daffa Kurnia
Daffa Kurnia Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa dari D4 Teknologi Radiologi Pencitraan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran CT-Scan Thorax Dalam Diagnosa Kasus Tumor Paru

23 Juni 2025   19:02 Diperbarui: 24 Juni 2025   10:33 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(CT-Scan Sumber : https://patella.id/artikel/ct-scan/)

Pendahuluan

     Tumor paru, khususnya kanker paru, merupakan salah satu penyebab utama kematian akibat kanker di seluruh dunia. Menurut laporan Global Cancer Observatory (GLOBOCAN) 2020 yang dirilis oleh International Agency for Research on Cancer (IARC), kanker paru menyumbang sekitar 11,4% dari seluruh kasus kanker baru dan bertanggung jawab atas 18% dari total kematian akibat kanker, menjadikannya penyebab kematian tertinggi dibandingkan jenis kanker lainnya (Sung et al., 2021). Fakta ini menunjukkan bahwa deteksi dini memiliki peran penting dalam menurunkan angka kematian dan meningkatkan prognosis pasien.

     Deteksi dini tumor paru memiliki peran krusial dalam meningkatkan angka harapan hidup pasien dan efektivitas terapi. Kanker paru, terutama jenis sel bukan kecil (non-small cell lung cancer/NSCLC), sering kali tidak menunjukkan gejala pada tahap awal, sehingga banyak kasus baru terdiagnosis dalam stadium lanjut. Hal ini menyebabkan kanker paru menjadi salah satu penyebab utama kematian akibat kanker di dunia.

     Dalam upaya deteksi dan diagnosis dini tumor paru, teknologi pencitraan medis berperan sangat penting. Modalitas pencitraan seperti X-ray toraks, computed tomography (CT), dan positron emission tomography (PET) telah terbukti efektif dalam mengidentifikasi lesi paru secara non-invasif. Studi menunjukkan bahwa penggunaan CT scan berdosis rendah (low-dose CT/LDCT) dapat meningkatkan deteksi dini kanker paru dan menurunkan angka mortalitas secara signifikan. Seperti dijelaskan oleh Aberle et al. (2011) dalam National Lung Screening Trial (NLST), “screening dengan low-dose CT dapat menurunkan angka kematian akibat kanker paru sebesar 20% dibandingkan dengan radiografi dada standar. Selain itu, perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) dan deep learning telah meningkatkan akurasi deteksi kanker paru melalui analisis citra medis, sehingga memperkuat peran pencitraan dalam diagnosis dini dan penatalaksanaan Tumor paru

Apa itu CT-Scan Thorax? 

(Hasil Citra CT-Scan Thorax)
(Hasil Citra CT-Scan Thorax)

     Tumor paru merupakan salah satu tumor yang paling banyak ditemui, tumor paru adalah tumbuhnya jaringan paru yang bersifat jinak atau ganas. Untuk mendeteksi tumor paru dilakukan pemeriksaan radiologi dengan menggunakan Computed Tomografi.CT Scan merupakan salah satu sarana penunjang penegakan diagnosa yang menggunakan gabungan dari sinar-x dan komputer unuk mendapatkan citra berupa variasi potongan tubuh manusia. Dasar pemberian nilai CT number adalah air dengan nilai 0 HU. Untuk tulang mempunyai nilai +1000 HU kadang sampai +3000 HU. Sedangkan untuk kondisi udara nilai yang dimiliki -1000 HU. Diantara rentang tersebut merupakan jaringan atau substansi lain dengan nilai berbeda-beda pula tergantung pada tingkat perlemahannya monitor. 

     Dalam CT Scan thoraks, citra yang dihasilkan biasa dibuat dalam tiga jenis metode window, yaitu mediastinum window, lung window dan bone window. Medistinum window diutamakan untuk melihat jaringan soft tissue yang berada daerah thoraks , seperti jantung, pembuluh darah, dan jaringan soft tissue lainnya. Lung window digunakan untuk memperlihatkan lebih jelas organ paru – paru. Sementara bone window digunakan untuk memperlihatkan lebih jelas struktur jaringan tulang yang berada pada daerah thoraks (Paul Batler dkk, 2007). Akan tetapi, pemeriksaan CT Scan thorax tanpa dan dengan kontras tidak dapat menunjukkan keganasan lesi/nodul (Mohammed et al., 2005). Salah satu metode tes invasif untuk mendeteksi kanker paru - paru adalah Fine Needle Aspirasi Biopsy/FNAB (Joseph & Rotty, 2020). Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB) digunakan untuk lesi superfisial yang mudah diakses, akan tetapi pada lesi/massa yang dekat dengan organ vital tubuh, prosedur FNAB dilaksanakan dengan panduan radiologis (Kamelia & Agus, 2021).

Apa itu Tumor Paru?

     Tumor paru-paru merupakan pertumbuhan jaringan yang abnormal yang berasal pada sel di paru-paru dan dapat bersifat jinak maupun ganas. Tumor jinak merupakan sel yang tumbuh secara abnormal dan umumnya tidak menimbulkan komplikasi kesehatan yang serius. Tumor ini tidak menyerang jaringan di sekitarnya dan tidak menyebar ke bagian tubuh yang lain (Alrizzarqi, dkk., 2018). Sebaliknya, tumor ganas atau kanker ditandai oleh pertumbuhan sel yang tidak terkendali dan berpotensi menyebar ke organ lain (metastasis). Tumor ganas paru merupakan jenis kanker yang berasal dari sel epitel primer saluran napas, yang memiliki kemampuan untuk menyerang jaringan di sekitarnya serta berpotensi menyebar ke seluruh tubuh melalui peredaran darah dan sistem limfatik (Tandi, dkk., 2016).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun