Mohon tunggu...
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan Mohon Tunggu... Sarjana Hukum di UPN Veteran Jakarta || Nasionalis-marhaenis || Adil sejak dalam pikiran..

"Kepriyayian bukan duniaku. Peduli apa iblis diangkat jadi mantri cacar atau diberhentikan tanpa hormat karena kecurangan? Duniaku bukan jabatan, pangkat, gaji dan kecurangan. Duniaku bumi manusia dengan persoalannya," ungkap Pramoedya A. Toer dalam Tetralogi Buru.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Dampak Kolonialisme Belanda dan "Permohonan Maaf" atas Perbudakan

20 Maret 2025   08:00 Diperbarui: 20 Maret 2025   20:11 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber Gambar: Wawasan Kebangsaan)

Kolonialisme Belanda telah meninggalkan jejak mendalam dalam sejarah dunia, khususnya di Asia, Afrika, dan Karibia. Salah satu dampak yang masih terasa hingga sekarang adalah sistem perbudakan yang diterapkan oleh Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) dan West-Indische Compagnie (WIC). 

Dalam beberapa dekade terakhir, peran Belanda dalam perbudakan di masa lalunya mulai diakui secara resmi melalui serangkaian permohonan maaf dari berbagai pejabat tinggi, termasuk Perdana Menteri Belanda dan Raja Willem IV. 

Meski begitu, pengakuan ini tidak serta-merta diterima oleh semua pihak dan menimbulkan perdebatan luas di kalangan masyarakat. Di sini, saya akan mengeksplorasi bagaimana kolonialisme Belanda dan praktik perbudakan yang mereka terapkan masih berdampak hingga masa sekarang, serta sejauh mana permohonan maaf resmi mereka mencerminkan tanggung jawab historis yang dieemban.

Kolonialisme Belanda dan Perbudakan 

Ilustrasi perdagangan VOC dan WIC (Sumber Gambar: Wikimedia)
Ilustrasi perdagangan VOC dan WIC (Sumber Gambar: Wikimedia)

Belanda, melalui VOC dan WIC, telah memainkan peran utama dalam perdagangan budak lintas samudra. 

VOC mengendalikan rute perdagangan di kawasan Samudra Hindia, dengan membawa budak dari berbagai wilayah, termasuk Nusantara dan Afrika, ke koloni-koloni mereka. 

Sementara itu, WIC berfokus pada perbudakan trans-Atlantik, dengan mengangkut ratusan ribu orang Afrika ke Amerika Selatan dan Karibia. 

Salah satu contoh paling brutal dari kekejaman VOC ini terjadi di Kepulauan Banda, Indonesia, pada tahun 1621. Saat itu, Gubernur Jenderal VOC Jan Pieterszoon Coen membantai penduduk asli demi mengamankan monopoli perdagangan pala VOC.

Meskipun perbudakan telah lama dihapuskan, dampaknya masih terasa dalam kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat yang terdampak. Kata "Baie dankie" dalam bahasa Afrikaans, misalnya, merupakan bukti jejak linguistik dari hubungan antara bahasa Belanda dan Melayu yang terbentuk melalui interaksi kolonialisme dan perbudakan di wilayah tersebut.

Permohonan Maaf Belanda: Pengakuan Sepenuh Hati atau Sekadar Formalitas?


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun