Sejak kemerdekaan Meksiko dari Spanyol pada tahun 1821, wilayah utara negara tersebut, khususnya Texas, merupakan daerah yang relatif jarang penduduknya. Pemerintah Meksiko, dalam upayanya untuk meningkatkan populasi dan ekonomi di kawasan tersebut, mulai mengizinkan migrasi warga Amerika Serikat ke Texas sejak tahun 1820-an.
Beberapa tokoh penting dalam kebijakan migrasi ini adalah Samuel Houston, Andrew Jackson, dan Stephen F. Austin, yang menyebarkan informasi tentang peluang untuk bermukim dengan "nyaman" di Texas di bawah kebijakan pemerintah Meksiko.
Menurut ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah Meksiko, para imigran Amerika yang ingin menetap di Texas, diwajibkan untuk memenuhi beberapa persyaratan, termasuk berpindah agama ke Katolik, menunjukkan integritas moral yang baik, memperoleh kewarganegaraan Meksiko, dan mengganti nama mereka ke dalam bahasa Spanyol.
Sebagai imbalan, masing-masing pemukim baru ini akan diberikan lahan seluas kurang lebih 16 kilometer persegi. Kebijakan ini berhasil menarik banyak pemukim, dan pada tahun 1829, populasi Texas pun dapat mencapai sekitar 18.000 orang.
Salah satu tokoh lokal yang mendapat keuntungan dari kebijakan ini adalah Jos Antonio Navarro, yang berhasil memperoleh lebih dari 100 kilometer persegi tanah pada tahun 1830.
Akan tetapi, kebijakan tidak mulus begitu saja. Meningkatnya jumlah pemukim Amerika di Texas, segera menimbulkan ketegangan antara para pemukim dari Amerika dan pemerintah pusat Meksiko.
Seiring berjalannya waktu, banyak pemukim mulai tidak mau mematuhi persyaratan yang ditetapkan, termasuk dalam aspek keagamaan (berpindah ke Katolik) dan kewarganegaraan.
Keputusan pemerintah Meksiko untuk tetap menggabungkan Texas dengan Coahuila serta pembatasan lebih lanjut terhadap imigrasi Amerika menyebabkan ketidakpuasan di kalangan pemukim. Melihat kondisi ini, Samuel Houston pun mengajukan permintaan bantuan kepada Amerika Serikat untuk mendukung upaya pemisahan Texas dari Meksiko.
Konflik akhirnya meletus pada bulan Oktober 1835, ketika pasukan Texas memulai menyerang garnisun militer Meksiko yang ditempatkan di daerah mereka.Â