Muhammad Abduh, Jamaluddin Al-Afghani, dan K. H. Ahmad Dahlan adalah ketiga tokoh Islam dunia yang menyerukan perlunya reformasi sistem pendidikan di dunia Islam agar tidak hanya fokus pada ilmu agama atau ilmu duniawi saja, tetapi dengan mengintegrasikan keduanya. Ketiganya sama-sama mengkritik sistem pendidikan tradisional yang hanya menekankan hafalan tanpa pemahaman yang rasional dan mendorong penerapan metode ilmiah dan pengajaran ilmu dunia dalam tiap-tiap kurikulum pendidikan Islam.
Pendidikan yang baik harus mengajarkan siswa-siswanya untuk berpikir kritis, sehingga siswa-siswa ini dapat memahami hubungan antara agama dan ilmu pengetahuan, serta mampu menerapkan prinsip-prinsip keimanan dalam kehidupan sehari-hari. Reformasi pendidikan ini diharapkan dapat menghasilkan generasi Muslim yang tidak hanya taat dalam beragama, tetapi juga menjadi generasi Muslim yang cerdas dan kreatif serta mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat global.
Dalam Risālat Al-Tawḥīd, Muhammad Abduh menegaskan bahwasanya Islam adalah satu-satunya agama yang dapat mengintegrasikan iman (kepercayaan) dengan ilmu pengetahuan yang ilmiah dan rasional. Di dalam Islam tidak ada pertentangan antara keduanya, sebab Islam meyakini keduanya (iman dan ilmu pengetahuan) sama-sama berasal dari sumber yang satu, yaitu Tuhan. Integrasi ini penting untuk mencapai pemahaman yang utuh tentang kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta untuk membangun peradaban yang adil, sejahtera, dan berkelanjutan di alam semesta ini.
Referensi
Abduh, Muhammad. The Theology of Unity (Risālat Al-Tawḥīd). Diterjemahkan oleh Ishaq Musa’ad dan Kenneth Cragg. London: George Allen & Unwin LTD, 1966.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI