Mohon tunggu...
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan Mohon Tunggu... Sarjana Hukum di UPN Veteran Jakarta || Nasionalis-marhaenis || Adil sejak dalam pikiran..

"Kepriyayian bukan duniaku. Peduli apa iblis diangkat jadi mantri cacar atau diberhentikan tanpa hormat karena kecurangan? Duniaku bukan jabatan, pangkat, gaji dan kecurangan. Duniaku bumi manusia dengan persoalannya," ungkap Pramoedya A. Toer dalam Tetralogi Buru.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Siasat Revolusi Tan Malaka: Kunci Gerilya dalam Membela Kemerdekaan 100% (3)

7 Februari 2025   19:00 Diperbarui: 23 November 2024   02:17 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tentara Belanda membawa foto Bung Karno, Presiden pertama yang memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia (Sumber: Grid.id)

G. Keunggulan Perang Gerilya

Perang gerilya merupakan strategi yang berfokus pada fleksibilitas, adaptabilitas, dan pemanfaatan sumber daya yang minimal untuk melawan musuh yang lebih kuat secara teknologi ataupun jumlah. Dalam tulisan ini, Tan Malaka memberikan uraian mendalam mengenai siasat gerilya, taktiknya, karakteristik pasukan gerilya, dan bagaimana strategi ini dapat dikombinasikan dengan strategi perang lainnya.

1. Dasar dan Maksud Perang Gerilya

Perang gerilya didasarkan pada prinsip maju untuk menghancurkan musuh dan mundur untuk menghindari kehancuran oleh musuh. Dalam konteks perjuangan Indonesia, perang gerilya menjadi dasar utama, karena:

  • Keterbatasan Sumber Daya: Pasukan gerilya biasanya terdiri dari prajurit dengan senjata sederhana seperti karabin atau bambu runcing.
  • Fleksibilitas dan Kecepatan: Pasukan ini mampu bergerak cepat dan menyerang titik-titik lemah musuh dengan taktik yang tidak terduga.
  • Keunggulan Geografis: Wilayah Indonesia yang bergunung-gunung dan berhutan lebat memberikan keuntungan alami bagi pasukan gerilya.

Maksud utama perang gerilya adalah melemahkan kekuatan musuh secara bertahap, merampas persenjataan mereka, dan mempertahankan wilayah-wilayah strategis.

2. Taktik Perang Gerilya

Tan Malaka menjelaskan beberapa taktik penting yang harus diikuti oleh pasukan gerilya:

  • Serangan Pura-Pura: Membuat musuh terjebak dalam perangkap.
  • Hindari Pertempuran di Lapangan Terbuka: Pasukan gerilya harus memanfaatkan medan yang sulit untuk menghindari kerugian besar.
  • Mundur dari Pasukan yang Lebih Kuat: Menghindari konfrontasi langsung dengan musuh yang memiliki kekuatan superior.
  • Hancurkan Pasukan Kecil Musuh: Menyerang kelompok kecil musuh untuk melemahkan moral dan persenjataan mereka.
  • Pancing Musuh ke Perangkap: Menggunakan umpan seperti bahan makanan atau penyamaran untuk menarik musuh ke posisi yang tidak menguntungkan.
  • Serangan Sekonyong-konyong: Menggunakan elemen kejutan untuk menghancurkan musuh sebelum mereka memiliki waktu untuk merespons.
  • Pusatkan Serangan pada Titik Vital: Menargetkan urat nadi logistik atau komunikasi musuh.
  • Cepat Datang, Cepat Hilang: Setelah menyerang, pasukan harus segera menghilang untuk menghindari serangan balik.

3. Satuan Gerilya

Pasukan gerilya terdiri dari satuan kecil yang efisien namun mematikan:

  • Pasukan Pelopor: Sekitar 50 prajurit dengan senjata seperti karabin, mortir, dan mitraliyur.
  • Laskar Rakyat: Mendukung pasukan pelopor, jumlahnya 5 hingga 10 kali lebih besar dan menggunakan senjata sederhana seperti bambu runcing, golok, dan granat.

Gabungan pasukan ini mampu melakukan serangan mendadak terhadap konvoi musuh, pos pertahanan, atau gudang persenjataan mereka. Kecepatan dan mobilitas satuan gerilya menciptakan ketakutan dan kebingungan di kalangan musuh.

4. Sifat-Sifat Sang Gerilya

Keberhasilan perang gerilya sangat bergantung pada sifat dan kemampuan individu serta pemimpin pasukan. Sang gerilya harus memiliki:

  • Keberanian dan Tekad: Pantang menyerah meskipun menghadapi ancaman dari semua penjuru.
  • Kemampuan Adaptasi: Memanfaatkan kondisi alam, tempo, dan situasi untuk keuntungan strategis.
  • Kepemimpinan yang Kuat: Pemimpin gerilya harus mampu memotivasi dan memimpin pasukannya dengan kepercayaan penuh dari rakyat maupun prajurit.
  • Ketahanan Mental: Tidak mudah putus asa dan selalu percaya pada kemenangan.

H. Siasat Kombinasi: Mengintegrasikan Strategi Perang

Tan Malaka mengusulkan strategi kombinasi yang menggabungkan perang gerilya dengan strategi perang stelling dan perang gerak cepat. Kombinasi ini bertujuan untuk:

  • Mengoordinasikan Pasukan: Pasukan dari berbagai jenis strategi harus bekerja sama untuk menyerang atau bertahan secara serentak.
  • Mengatasi Gerakan Musuh yang Terkoordinasi: Jika musuh menggunakan benteng atau pangkalan yang saling mendukung, pasukan kombinasi harus menyerang dengan strategi yang terkoordinasi pula.
  • Memaksimalkan Efisiensi: Dengan mengintegrasikan taktik gerilya, stelling, dan gerak cepat, pasukan Indonesia dapat menciptakan tekanan yang lebih besar pada musuh.

Satuan kombinasi melibatkan divisi besar yang terdiri dari:

  • Divisi Tempur: Berjumlah hingga 50.000--100.000 prajurit bersenjata karabin, mortir, dan mitraliyur.
  • Laskar Rakyat: Mendukung divisi tempur dengan jumlah lima hingga sepuluh kali lipat.
  • Stelling Kuat: Daerah pegunungan atau lokasi strategis lainnya sebagai pangkalan.
  • Pasukan Gerak Cepat: Sebagai pelopor serangan yang mengejutkan musuh.

Bersambung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun