4. Fokus pada Kesejahteraan Holistik (Holistic Well-Being)
 Dulu: Kesejahteraan terbatas pada tunjangan kesehatan.
 Sekarang: Society 5.0 menekankan keseimbangan hidup. Perusahaan tidak hanya peduli pada kesehatan fisik, tetapi juga mental, finansial, dan sosial karyawan. Program Employee Assistance Program (EAP), konseling mental, dan fleksibilitas kerja (remote/hybrid) menjadi standar baru untuk mempertahankan talenta terbaik.
5. Kepemimpinan yang Melayani dan Empatik
 Dulu: Pemimpin sebagai komandan.
 Sekarang: Di era yang berpusat pada manusia, gaya kepemimpinan harus berubah. Pemimpin dituntut untuk menjadi pelatih (coach) dan fasilitator yang empatik, mampu memberdayakan timnya, membangun kolaborasi, dan memahami kebutuhan emosional karyawan. Kecerdasan emosional (EQ) menjadi lebih penting daripada sekadar keahlian teknis.
6. Membangun Budaya Inklusi dan Keberagaman (Diversity & Inclusion)
Teknologi dalam Society 5.0 memungkinkan kolaborasi lintas geografis dan budaya. MSDM harus aktif membangun budaya yang inklusif di mana setiap suara didengar dan perbedaan dihargai. AI juga dapat membantu mengurangi bias dalam proses rekrutmen dan promosi.
Strategi untuk Memenangkan Era Society 5.0
1. Adopsi Teknologi HR (HR Tech) yang Tepat: Pilih software HR seperti Human Capital Management (HCM) yang terintegrasi dengan AI dan analitik data.
2. Investasi Besar-besaran pada Pengembangan Karyawan: Buat peta kompetensi masa depan dan alokasikan anggaran untuk program reskilling dan upskilling yang berkelanjutan.
3. Membangun Employer Brand yang Manusiawi: Menjadi perusahaan yang tidak hanya menarik secara teknologi, tetapi juga dikenal karena memperlakukan karyawannya dengan baik dan memiliki tujuan yang jelas (purpose).
4. Mempromosikan Kesehatan Mental: Jadikan kesehatan mental sebagai prioritas dengan kebijakan dan program yang nyata.
5. Hire for Potential, Not Just Credentials: Mulai merekrut berdasarkan kemampuan beradaptasi, belajar, dan kolaborasi, bukan hanya gelar dan pengalaman lama.
Kesimpulan
Era Society 5.0 membawa paradigma baru: teknologi untuk manusia. Dalam paradigma ini, departemen SDM memiliki peran yang paling strategis dan manusiawi. Mereka adalah jembatan yang menghubungkan kemajuan teknologi dengan potensi dan kesejahteraan manusia di dalam organisasi.
Masa depan MSDM bukanlah tentang bagaimana HR digantikan oleh robot, tetapi tentang bagaimana HR memanfaatkan robot dan AI untuk memberdayakan manusia. Transformasi dari "administrator personalia" menjadi "architect of human experience" adalah keniscayaan bagi organisasi yang ingin bertahan dan unggul di Era Society 5.0
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI