Mohon tunggu...
Kamaruddin Azis
Kamaruddin Azis Mohon Tunggu... Konsultan - Profil

Lahir di pesisir Galesong, Kab. Takalar, Sulsel. Blogger. Menyukai perjalanan ke wilayah pesisir dan pulau-pulau. Pernah kerja di Selayar, Luwu, Aceh, Nias. Mengisi blog pribadinya http://www.denun89.wordpress.com Dapat dihubungi di email, daeng.nuntung@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Terima Kasih Bupati Ikan-Ikan, Hugua!

28 Juni 2016   17:58 Diperbarui: 28 Juni 2016   22:50 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hugua saat menjamu tamunya di Wakatobi (foto: Kamaruddin Azis)

Hari ini, Selasa 28 Juni 2016 ini, pria kelahiran Usuku, Tomia ini memberikan tongkat estafet Kepala Pemerintahan Wakatobi kepada wakil sebelumnya, H. Arhawi Ruda. Selamat H. Arhawi dan wakilnya, Ilmiati Daud!

***

Saat terpilih sebagai Bupati Wakatobi pertama kali tahun 2005, lubang dan kerakal besar menghadang. Jalan tak mulus. Dia harus menunggu 9 bulan untuk dilantik sebagai Bupati resmi di kabupaten yang terbentuk tahun 2003 ini. Ada letupan sosial yang membuatnya sadar bahwa menjadi pemimpin butuh kesabaran dan daya tahan. Hugua dilantik tahun 2006 setelah sembilan bulan menanti.

Waktu berlalu, di tengah keterbatasan ketersediaan sumber daya manusia (aparatur), sarana prasarana Pemerintahan dan 'shock' Kabupaten baru, Hugua berhasil mengangkat nama Wakatobi, sebagai salah satu destinasi pariwisata utama di Indonesia. Secara perlahan dia juga berhasil membenahi bidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur, perikanan dan tata kelola kelautan sebagai lokomotif pembangunan daerah.

Wakatobi jadi barometer pembangunan pariwisata bahari, Hugua melenggang ke panggung nasional sebagai 'Bupati Inspiratif'. Banyak bukti menunjukkan ini, salah satunya ketika menjadi target wawancara di Kick Andy. Hugua didapuk sebagai Bupati Ikan-Ikan.

Saya pertama kali bersalaman sosok ini pada salah satu pelatihan yang digelar JICA-CD Project dalam tahun 2010 di Kota Makassar. Meski tak mengikuti pelatihan secara penuh namun dia menyempatkan duduk takzim di kursi belakang. Sesekali dia memberi salam dan memeluk hangat sahabat-sahabat aktivis LSM yang dikenalnya. Itu jelang berakhirnya periode pertama sebagai Bupati Wakatobi.

Waktu berlalu, untuk periode kedua dia masih mendapat kepercayaan memimpin Wakatobi dan berpasangan H. Arhawi Ruda (yang terpilih saat ini menggantikannya). Jika saya ditanya apa yang mengesankan dari Hugua, Bupati kelahiran Pulau Tomia itu, saya akan bilang 3 hal.

Pertama, dia mencintai laut dan masyarakat Wakatobi, sebagai satu kesatuan sekaligus tulang punggung masa depan daerah. Kedua, latar belakangnya sebagai aktivis LSM membuat dirinya selalu santai menghadapi berbagai dinamika birokrasi dan corak sosial politik, tawa dan candanya yang khas akan selalu terkenang. Ketiga, saya beruntung bisa dan pernah secara langsung menyampaikan kritik (tepatnya ini boleh, ini tidak) kepadanya. Sesuatu yang tidak semua teman bisa melakukannya.

Selain pengakuan saya, beberapa sahabat juga memberi apresiasi pada caranya memberi ruang pada pemberdayaan masyarakat perdesaan dengan mendorong adanya fasilitator desa, warga yang dilatih untuk menjadi fasilitator di desanya sendiri. Suami dari Ratna Sari dan dikaruniai 3 anak yaitu Ayu Berlinan Hugua, Deden Sidney dan Aira Dublin Hugua ini adalah alumni Universitas Haluoleo, Kendari yang menyukai diskusi berlatar eloaborasi desa-desa dan transformasi sosial.

Sebagai pemimpin, dia menyukai membaca buku. Beberapa buku tentang leadership terkenal pernah dipinjamkannya. Darinya pula saya bisa belajar tentang U Theory yang diusung Prof. Otto Scharmer dari MIT Sloan yang mendorong adanya pemimpin yang dapat menggali kapasitas diri secara utuh dan menawarkan pendekatan baru dalam memandang realitas. "Teori U ini sebuah cara menghadirkan masa depan di kekinian, agar kita bisa bertanggung jawab menyiapkan kapasitas agas visi membangun daerah dapat berjalan dengan baik," begitu katanya.

Pada beberapa waktu lalu, saat saya bertemu dengannya di sekitar Mei 2015 untuk satu training penguatan kapasitas aparatur, dia bilang begini, "Mar, kita akan melihat dampak penguatan kapasitas yang kita lakukan ini, beberapa tahun ke depan, bukan saat ini, saat saya sudah di tempat lain."

Tebet, 28/06/2016.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun