Mohon tunggu...
Nur Terbit
Nur Terbit Mohon Tunggu... Pers, Lawyer, Author, Blogger

Penulis buku Wartawan Bangkotan (YPTD), Lika-Liku Kisah Wartawan (PWI Pusat), Mati Ketawa Ala Netizen (YPTD), Editor Harian Terbit, Owner www.nurterbit.com, Medsos: X @Nurterbit, @IniWisataKulin1, FB - IG: @Nur Terbit, @Wartawan Bangkotan, @IniWisataKuliner Email: nurdaeng@gmail.com, aliemhalvaima@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berbagai Kisah Tentang Si Buah Durian

18 Februari 2025   10:06 Diperbarui: 18 Februari 2025   10:33 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pj Bupati Bekasi Dedy Supriyadi saat membuka Festival Durian (foto Nur Terbit)

Sekali waktu sesuai sejarahnya, durian konon kabarnya pernah menjadi bahan bakar kereta lori di kebun-kebun milik pemerintahan Inggris di Kalimantan. 

Durian pernah juga menjadi inspirasi sehingga ada nama latin durian, yaitu durio zibethinus, yang diciptakan oleh ahli botani dari Swedia, Carl Linnaeus. 

Nama durian sendiri jelas diambil dari ciri khas kulit buahnya yang keras dan menyerupai duri yang berlekuk-lekuk tajami.

Lalu apakah buah durian asli dari Indonesia? Durian merupakan buah asli Indonesia yang memang tumbuh di wilayah tropis, dan dikenal dengan nama King of Fruit atau Rajanya Buah.

Penemu buah durian berdasarkan referensi Eropa, yaitu paling awal yang diketahui tentang durian adalah catatan Niccol de' Conti , yang bepergian ke Asia Tenggara pada abad ke-15.

Kemudian diterjemahkan dari bahasa Latin yang digunakan Poggio Bracciolini untuk mencatat perjalanan de Conti: "Mereka [masyarakat Sumatera] memiliki buah hijau yang mereka sebut durian, sebesar semangka.


Di Indonesia sendiri, ada banyak buah asli di antaranya durian, manggis, jambu biji, salak, rambutan, dan belimbing. 

Durian : buah tropis dan eksotis.

Manggis : mudah dikenali karena warnanya ungu kehitaman.

Jambu biji : manis dan segar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun