Mohon tunggu...
Nur Terbit
Nur Terbit Mohon Tunggu... Pers, Lawyer, Author, Blogger

Penulis buku Wartawan Bangkotan (YPTD), Lika-Liku Kisah Wartawan (PWI Pusat), Mati Ketawa Ala Netizen (YPTD), Editor Harian Terbit, Owner www.nurterbit.com, Medsos: X @Nurterbit, @IniWisataKulin1, FB - IG: @Nur Terbit, @Wartawan Bangkotan, @IniWisataKuliner Email: nurdaeng@gmail.com, aliemhalvaima@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Mengunjungi Istana Pagaruyung Peninggalan Kerajaan Minangkabau

15 Januari 2012   01:25 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:53 3633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13265916581686901326

[caption id="attachment_155668" align="alignright" width="300" caption="Istana Pagaruyung peninggalan kerajaan Minangkabau (Foto: dok Suprihardjo)"][/caption] SATU peninggalan berharga dari Kerajaan Minangkabau, Sumatera Barat, adalah masih adanyasitus dan artefak yang tersimpan di lokasi semula, yaitu di wilayah Istana Kerajaan Pagaruyung, sekitar 3 km sebelah utara dari pusat kota Batusangkar.

Sekalipun istana yang asli sudah terbakarberulangkali,tetapisudah dibangun kembali replikanya. Seorang perantauan dari Payakumbuh di Jakarta, H Zulfan bercerita istana tersebut berdiri kembali berkat kekompakan orang- orang Minangkabau, termasukyang di perantauan dengan Gebu Minang. Pensiunan guru fisika SMPN 135 Jakarta, Ny Samtiar yang dilahirkan dan dibesarkan di Batusangkar menambahkan, masyarakat Malaysia terutama yang berasal dari Negeri Sembilan juga membantu renovasi Istana Pagaruyung .

Sementara Dina Pertiwi,yang baru pertamakali melihatistana bergonjong 11 itu, mengira bangunan megah tersebut memang peninggalan zaman Kesultanan Pagaruyung dari abad 17 dengan sultan pertamanya Sultan Alif.Istana berarsitektur rumah gadang yang bertingkat tiga itu tingginya mencapai 60 meter dengan atap ijuk. Dindingnya penuh ukiran khas Minangkabau. Gapura di depannya juga terlihatmegah.Sayangnya renovasi tersebut masih belum tuntas sehingga belum dibuka untuk umum.

Sekilas sejarah Kerajaan Pagaruyung, kerajaan ini didirikanpada tahun 1347oleh Raja Adityawarman, keturunan campuran bangsawann Majapahit dan Minangkabau. Yaitu putra Mahesa Anabrang dan Dara Jingga putrirajaDharmasraya dihulu Sungai Batanghari yang beragama Budha.Adityawarman pada awalnya menjadi raja bawahan Majapahit, tetapi akhirnya melepaskan diri dari kerajaan induknya. Keturunan raja ini bukan orang yang kuat akhirnya digantikan orang Minangkabau sendiri. Raja Adityawarman dimakamkan diBatusangkar, tepatnya di daerah Lima Kaum.

Pada abad 16 pengaruh agama Islam merambah di Sumatera bagian tengah, dan akhirnya pada abad 17 Pagaruyung berubah menjadi kerajaan Islam dengan raja yang pertama Sultan Alif. 

Beberapa Kali Terbakar

PADA awal abad ke 19 terjadiperangantara para ulama Islam atau kaum Padri melawan kaum bangsawan adat Pagaruyung.Akibatnya kerajaan Pagaruyung terbakar dan banyak bangsawan terbunuh.Tetapipenguasa Pagaruyung, Sultan Muning Alamsyah melarikan diri ke Lubukjambi.Sementara kemenakannya, yaitu Sultan Alam Bagagarsyah naik tahta, namun kedudukannya semakin terdesak serangan Kaum Padri, sehingga keluarga Pagaruyung minta bantuan Belanda. Saat itulah Sultan kehilangan kedaulatannya dan hanya menjadi residen.

Namun Belanda tetap ingin mengembangkan kekuasaannya sehingga akhirnya kaum Padri dan kaum Adat bersatu berusaha mengusir Belanda. Atas tuduhan pengkhianatan, penguasa terakhir Pagaruyungyakni Sultan Alam Bagagarsyah ditangkap Belanda dan diasingkan ke Batavia (Jakarta). Akhirnya sultan ini wafat dan dimakamkan di daerah Mangga Dua.

Dari reruntuhan kerajaan Pagaruyung, tahun 1869 direkonstruksi, tetapi tahun 1961 terbakar.Akhir 1974 gubernur Sumatra Barat Harun Zain berusaha merekonstruksinya di lahan lama milik keluarga kerajaan. Namun pada bulan Februari 2007 tepatnya tanggal 27 terjadi angin topan monsoon yang kencang disertai petir.

Ternyata petir tersebut menyambar tanduk istana tersebut sehingga terjadi kebakaran dan melahap seluruh istana. Termasuk lumbung padi yang berjarak 80 meter dari istana. Pembangunan kembali terakhir ini tentu saja disempurnakan , walaupun hingga sekarang belum diresmikan pembukaannya kembali. (aliem)*

Salam.

Tulisan lain bisa diklik di:

http://aliemhalvaima.blogspot.com

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun