Mohon tunggu...
Dadang Firdaus
Dadang Firdaus Mohon Tunggu... Direktur di salah satu Perusahaan Swasta

Penulis, pengusaha, dan pemikir yang memiliki ketertarikan mendalam terhadap sejarah, agama, serta dunia bisnis. Dengan latar belakang pendidikan di bidang Hukum Islam, memiliki wawasan dalam kajian keislaman dan dapat mengeksplorasi hubungan antara sejarah peradaban, ilmu pengetahuan, serta spiritualitas dalam berbagai karya tulis. Tekun dalam meneliti dan mendalami sumber-sumber klasik seperti Al-Qur’an, Hadits, tafsir, serta sejarah peradaban Islam.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kebaya: Bukan Sekedar Pakaian, Tapi Simbol Perlawanan Halus dan Elegan

21 April 2025   11:18 Diperbarui: 21 April 2025   11:38 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lukisan R.A. Kartini dalam Biografi R.A. Kartini Pejuang Emansipasi Wanita Indonesia  oleh Fanny Febrianti (Sumber: Strategi.id)

Elegansi sebagai Perlawanan

Dalam lipatan-lipatan kainnya, kebaya membawa pesan bahwa kekuatan tidak selalu harus lantang. Kadang, ia berbisik. Ia hadir dalam postur tegak, pandangan yang tenang, dan langkah yang mantap. Perempuan dalam kebaya menunjukkan bahwa kecantikan dan kecerdasan, kelembutan dan kekuatan, bisa berjalan beriringan.

Kini, kebaya dikenakan di berbagai kesempatan: wisuda, pernikahan, hingga panggung diplomasi. Tapi di Hari Kartini, ia punya makna khusus. Ia adalah baju peringatan. Bukan sekadar ingatan akan masa lalu, tapi pemicu langkah masa depan.

Refleksi Hari Ini

Kartini sudah lama tiada. Tapi perempuan Indonesia masih menghadapi tantangan: pendidikan, kekerasan berbasis gender, diskriminasi, stereotip. Dalam kondisi seperti itu, mengenakan kebaya bukan hanya tentang tampak cantik, tapi soal menyambung semangat perempuan yang dulu melawan tanpa melawan, bersuara tanpa teriak, dan bangkit dari bayang-bayang tradisi dengan cara yang sangat anggun.

Mari Menjadi Kartini Baru

Di Hari Kartini ini, mari kita kenakan kebaya bukan karena kewajiban, tapi karena kita ingin terus menyuarakan mimpi-mimpi perempuan, dengan cara yang cerdas, santun, dan berakar kuat pada budaya kita sendiri.

Sebab kebaya bukan kain biasa. Ia adalah warisan. Ia adalah sikap. Ia adalah jiwa perempuan Indonesia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun