Elegansi sebagai Perlawanan
Dalam lipatan-lipatan kainnya, kebaya membawa pesan bahwa kekuatan tidak selalu harus lantang. Kadang, ia berbisik. Ia hadir dalam postur tegak, pandangan yang tenang, dan langkah yang mantap. Perempuan dalam kebaya menunjukkan bahwa kecantikan dan kecerdasan, kelembutan dan kekuatan, bisa berjalan beriringan.
Kini, kebaya dikenakan di berbagai kesempatan: wisuda, pernikahan, hingga panggung diplomasi. Tapi di Hari Kartini, ia punya makna khusus. Ia adalah baju peringatan. Bukan sekadar ingatan akan masa lalu, tapi pemicu langkah masa depan.
Refleksi Hari Ini
Kartini sudah lama tiada. Tapi perempuan Indonesia masih menghadapi tantangan: pendidikan, kekerasan berbasis gender, diskriminasi, stereotip. Dalam kondisi seperti itu, mengenakan kebaya bukan hanya tentang tampak cantik, tapi soal menyambung semangat perempuan yang dulu melawan tanpa melawan, bersuara tanpa teriak, dan bangkit dari bayang-bayang tradisi dengan cara yang sangat anggun.
Mari Menjadi Kartini Baru
Di Hari Kartini ini, mari kita kenakan kebaya bukan karena kewajiban, tapi karena kita ingin terus menyuarakan mimpi-mimpi perempuan, dengan cara yang cerdas, santun, dan berakar kuat pada budaya kita sendiri.
Sebab kebaya bukan kain biasa. Ia adalah warisan. Ia adalah sikap. Ia adalah jiwa perempuan Indonesia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI