Sektor pertanian masih menjadi salah satu penopang utama perekonomian negara. Secara nasional kontribusi sektor pertanian dari sisi produksi menempati urutan ketiga setelah sektor industri dan sektor perdagangan. Â
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2019, terlihat bahwa sektor pertanian menyumbang 12,72 persen  dari total Produk Domestik Bruto (PDB)  yang mencapai 15.834 trilyun rupiah. Fakta ini menjadikan Indonesia dikenal dunia sebagai negara agraris yang cukup produktif. Â
Pasca  pandemi global covid-19, pertanian merupakan sektor yang tetap memberikan pertumbuhan positif di saat sektor lainnya terpuruk. Laju pertumbuhan ekonomi kuartal II/2020 menunjukkan kontraksi dengan pertumbuhan minus 5,32 persen.Â
Semua lapangan usaha mengalami pertumbuhan negatif kecuali  sektor pertanian, kehutanan dan perkebunan yang tumbuh positif dengan 0,29 persen.Â
Masih ada sektor lainnya yang juga tumbuh positif yakni sektor informasi dan komunikasi, jasa keuangan dan asuransi, real estate, jasa pendidikan serta jasa kesehatan dan kegiatan sosial.
Meskipun demikian, Â kontribusi sektor pertanian setiap tahun semakin melambat. Pada tahun 2015 kontribusi sektor pertanian terhadap PDB masih mampu mencapai 13,49 persen. Kontribusinya berkurang hampir satu persenan sampai tahun 2019. Â
Beberapa penyebab perlambatan ini diantaranya; semakin berkurangnya rumahtangga pertanian, Â rendahnya nilai tukar produk pertanian serta berkurangnya lahan pertanian setiap tahunnya.
Petani Indonesia didominasi petani berusia tua. Berdasarkan data BPS dari  hasil Survey Pertanian Antar Sensus (SUTAS) tahun 2018, sebesar 28,33 persen petani Indonesia berada di kelompok usia 45-54 tahun.Â
Umumnya para petani kita dalam mengolah lahan pertanian dilakukan secara konvensional. Baik  dalam memilih tanaman, masa tanam, masa panen dan pasca panen.
Disamping itu, terbatasnya lahan pertanian yang dikuasai  serta belum membaiknya harga produk pertanian berakibat minat terhadap sektor ini menurun. Dalam jangka panjang, kondisi ini sangat mengkhawatirkan ketahanan pangan kita di masa depan. Ketergantungan kita kepada impor kemungkinan tidak bisa terhindarkan.
Jumlah penduduk yang terus bertambah juga  linier terhadap peningkatan kebutuhan pangan. Oleh sebab itu, perlu upaya meningkatkan minat penduduk bekerja di sektor pertanian. Terutama minat generasi muda. Sektor pertanian disamping mendukung ketahanan pangan, juga mampu menyerap tenaga  kerja. Â