Mohon tunggu...
Cynthia Deavy
Cynthia Deavy Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Media dari Waktu ke Waktu

11 Februari 2018   21:13 Diperbarui: 12 Februari 2018   08:15 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Media sudah menjadi satu bagian dalam kehidupan masa kini, sebab mereka membutuhkan informasi-informasi untuk mendukung kegiatan mereka. Misal seorang pebisnis akan memanfaatkan media untuk mengetahui harga saham terkini kemudian seorang pengajar akan memanfaatkan media untuk mengetahui informasi terkini supaya bisa dibagikan ke murid-muridnya.

Namun, taukah kalian bagaimana media pada awalnya dulu? Media dahulu tak seperti media yang kita kenal sekarang. Dahulu dikenal apa yang namanya teori jarum suntik. Kenapa bisa jarum suntik?

Begini analoginya, media pada saat itu disiarkan kepada masyarakat hanyalah bersifat satu arah layaknya jarum suntik meskipun ada respon tapi sungguh lambat dan tidak seresponsif sekarang. Jadi seperti apa sih media pada jaman dulu?

Dahulu media mengumpulkan informasi dengan cara para redaktur masing-masing desk menerjunkan para reporter langsung ke lapangan untuk mencari berita baru lalu fotografer mencari foto lalu setelah itu tulisan diedit oleh editor kemudian naik cetak setelah di layout. Jika medianya adalah media siar maka informasi perlu di edit supaya packaging nya bisa siap tayang baik di televisi atau di radio.

Pada saat itupun jenis berita yang ada baru ada berita investigasi dan berita kuning. Berita investigasi maksudnya adalah berita tersebut akan membahas mengenai sebuah topik secara mendalam dan tepirinci. Dalam pembahasannya akan melibatkan banyak data dan nara sumber untuk mendukung fakta serta biasanya ia membutuhkan waktu yang cukup lama dalam proses peliputannya. Sedangkan berita kuning merupakan berita yang nyeleneh. Maksudnya nyeleneh adalah dalam proses pengumpulan informasi ia mengikuti kaidah jurnalistik yang ada hanya saja ketika dalam tahap penyampaiannya yang nyeleneh. Misalnya menggunakan kata-kata slank maupun kata-kata yang bombastis alias dilebih-lebihkan padahal ya biasa saja.

Sebenarnya jenis berita-berita tadi masih ada hingga saat ini lalu kemudian apa yang membedakan media pada saat itu dengan saat ini?

Dahulu saat mengumpulkan informasi reporter perlu energi lebih karena mereka harus terjun ke lapangan untuk mendapatkan data dan jika mencari data dari berkas-berkas pun harus secara manual mencarinya. Bahkam saat riset mengenai sebuah topik sebelum liputan mereka perlu dateng ke lokasi dan memulai semua dari nol disana.
Namun saat ini ketika para reporter dimudahkan dengan hadirnya teknologi yang mumpuni sehingga dapat memudahkan mereka ketika akan melakukan riset. Misalnya mereka akan membuat liputan investigasi maka mereka dapat mengumpulkan data melalui internet dengan menelisik bagaimana situasi kondisi serta benang merah yang menghubungkan topik tersebut dengan topik lain yang mungkin berhubungan.


Bahkan jika reporter perlu menilik data kearsipan maka mereka tak perlu capek-capel membuka satu persatu arsip namun dapat melihatnya dalam bentuk yang sudah didigitalisasi sehingga lebih mudah untuk mengumpulkan datanya.

Selain itu saat ini masyarakat bukan lagi menjadi pihak yang pasif artinya disini mereka tak hanya mengkonsumsi tapi juga mengkritisi isi media. Maka tingkat interaktivitas disini meningkat  dimana masyarakat akan lebih aktif dalam mengkomentari isi media bisa melalui surat pembaca maupun mengkomentari melalui akun media sosial mereka kemudian mereka pun dapat menjadi pengawas media. Mengapa pengawas? Karena masyarakat dapat menyimak konten media lalu kemudian mereka dapat mengapresiasi maupun mengkritik isi media tersebut. 

Bukti nyata dari peran masyarakat sebagai pengawas adalah ditutupnya acara "YKS---Yuk Kita Smile". Acara yang dibesut oleh Trans TV tersebut memang menuai rating yang tinggi namun ia memiliki konten yang tak baik untuk dikonsumsi oleh masyarakat luas mengingat acara itu hanya berisi penindasan terhadap salah satu host kemudian bagi-bagi uang. 

Setelah berjalan beberapa waktu lalu kemudian masyarakat sadar bahwa acara itu tidak layak lalu mereka mulai mengkritik acara tersebut kemudian ada juga yang membuat petisi supaya acara itu dihentinya siarannya dan benar saja akhirnya acara itu ditutup walaupun sebelumnya mereka masih nekat siaran dengan berganti nama acara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun