Mohon tunggu...
Cut NophyalinPutri
Cut NophyalinPutri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

STIKes Mitra Keluarga

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Peer Education Terhadap Keberhasilan Pengobatan Tuberkulosis

12 Juli 2023   16:12 Diperbarui: 12 Juli 2023   16:14 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

3. Pendekatan Melalui Peer Group Support

Metode Peer group support merupakan metode yang berisi sekelompok orang yang datang dengan berbagai keluhan yang biasanya terdiri tidak lebih dari 8 orang, bertemu pada waktu yang telah disetujui secara regular, mendengarkan keluhan dan perasaan satu sama lain dan berbagai kesulitan serta mencari solusi bersama-sama, sehingga menghasilkan anggota yang dapat merasakan dukungan satu sama lain dan tertarik untuk mencoba menceritakan permasalahan yang ada untuk dituntaskan secara bersama-sama.
Peer Group Support memiliki kegiatan sebagai berikut :
a) Checking in
Anggota melakukan Checking In untuk menyatakan bahwa anggota akan bergabung dengan kelompok. Pada kegiatan ini anggota dapat mengajukan saran atau masukan tentang model peer support group yang akan digunakan.
b) Presentasi masalah
Pada tahap ini, anggota dapat menceritakan masalah yang dihadapi kemudian masalah tersebut akan dijadikan bahan materi pertemuan.
c) Klarifikasi masalah
Setelah anggota menyampaikan permasalahannya, pada tahap ini masalah tersebut akan di selesaikan dengan mencari jalan keluarnya Bersama-sama. Anggota berhak memberikan pertanyaan terbuka mengenai apa yang dibutuhkan dan menjelaskan perasaannya saat ini.
d) Berbagi usulan
Pada tahap ini, apabila terdapat anggota lain yang mempunya permasalahannya yang sama dan telah menemukan penyelesaiannya anggota tersebut dapat berbagi pengalaman dan menjelaskan cara penyelesaiannya.
e) Perencanaan tindakan
Pada tahap ini anggota dapat membantu anggota lain dalam kelompok dengan mulai merencanakan suatu strategi tindakan yang akan dilakukan.
f) Checking out
Kemudian pada tahap terakhir ini, kelompok melakukan pengamatan ulang mengenai materi yang telah dibahas dan menentukan topik yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.

Pendekatan melalui peer group support ini tentu saja sangat cocok bagi pasien dalam pengobatan untuk tuberculosis. Hal ini juga didukung oleh penelitian dari Alfid (2016) yang berpendapat bahwa pendekatan melalui peer group support berpengaruh terhadap pengetahuan dan sikap pada klien tuberculosis paru dimana pengaruh tersebut berdampak positif pada pengobatan pasien terhadap kepatuhan minum obat pasien tuberculosis. Sejalan dengan penelitiannya sebelumnya, Al-Mighwar (2006) juga mengatakan bahwa sikap, minat dan tingkat laku lebih besar dipengaruhi oleh teman sebaya dari pada pengaruh keluarga. Suatu sikap belum tentu langsung terjadi dalam suatu tindakan. Dalam mewujudkan suatu perbuatan nyata dalam sikap diperlukannya factor pendukung atau berupa kondisi yang memungkinkan seperti fasilitas dan dukungan kelompok.

Referensi

Al-Mighwar, M. (2006). Psikologi Remaja. CV Pustaka Setia.
Alfid. (2016). Pengaruh Peer Group Support Terhadap Pengetahuan, Sikap, Kepatuhan Minum Obat dan Kualitas Hidup Klien Tuberkulosis Paru.
Aryantiningsih, D. S., Ambiyar, & Irfan, D. (2020). The role of supervisory swallow medicine in tuberculosis reduction in the work area of the city of Pekanbaru Health Office. Jurnal Kesehatan Komunitas / Journal of Community Health, 6(3), 342–347. https://www.cabdirect.org/cabdirect/abstract/20203579153
Kemenkes. (2018). Infodatin Tuberkulosis. Pusat Data dan Informasi - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Ni’mah, L., Hasanah, U., & Makhfudli. (2018). PEER GROUP SUPPORT MENINGKATKAN KEPATUHAN PENGOBATAN PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KLAMPIS BANGKALAN. Jurnal Ilmu Kesehatan, 2(2), 61–66.
Rakasiwi, L. S., & Kautsar, A. (2021). Pengaruh Faktor Demografi dan Sosial Ekonomi terhadap Status Kesehatan Individu di Indonesia. Kajian Ekonomi Dan Keuangan, 5(2), 146–157. https://doi.org/10.31685/kek.v5i2.1008
RI, K. (2020). Strategi Nasional Penanggulangan Tuberkulosis di Indonesia 2020-2024.
Sahat, P. M. (2010). Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian TB paru dan upaya penanggulangannya. Jurnal Ekologi Kesehatan, 9(4).
Sejati, A., & Sofiana, L. (2015). Faktor-Faktor Terjadinya Tuberkulosis. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 10(2), 122. https://doi.org/10.15294/kemas.v10i2.3372
Susanto, W. H. A., Evi, S., Abiddin, A. H., Yunike, Gultom, R., Ester, Nuraeni, A., Lalla, N. S. N., & Ayu, I. P. (2022). ILMU KEPERAWATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA (N. Sulung & R. M. Sahara (eds.)). PT GLOBAL EKSEKUTIF TEKNOLOGI.
WHO. (2020). Global tuberculosis report 2020.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun