Mohon tunggu...
Cupi Valhalla
Cupi Valhalla Mohon Tunggu... -

A traveling lover, An environmentalist, and An ordinary person who has many extraordinary passions. Having been learning the subject of the environmental safety and health at Technische Hogeschool te P.V.J

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Suara Hati dari Setan

22 Juli 2010   00:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:42 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

[caption id="attachment_200890" align="aligncenter" width="576" caption="Hati seperti tetesan embun dan kelopak bunga mawar"][/caption]

Ketika terjadi transmisi informasi yang diperoleh dari panca indera eksternal tubuh yang beroperasi, maka akan langsung diterjemahkan oleh pusat sistem tubuh, yakni pusat jaringan komputer tubuh -- otak. Namun, kadang kala penterjemahan itu berlangsung di hati – keniscayaan sebuah dimensi yang hanya bisa dimengerti oleh diri sang individu dan penciptanya. Artinya, terdapat suatu sistem fungsional di hati yang akan menginterpretasikan reaksi dari peristiwa yang ditransfer oleh panca indera tubuh.

Informasi yang diperoleh oleh panca indera, seperti visualisasi, audio, dan rasa, akan memberikan simultan lanjutan berupa fikiran di otak, dan selanjutnya timbul semacam 'suara halus' yang terbesit di hati, untuk melakukan reaksi atas aksi yang tercipta.

Suara-suara fikiran yang tercipta di otak dan hati tersebut, merupakan dasar (basis) untuk selanjutnya dituangkan dalam bentuk tindakan dan perbuatan. Namun, adakalanya terdapat juga banyak suara-suara hati yang tercipta, untuk kemudian diseleksi oleh sang individu dalam melakukan bentuk perbuatannya.

Namun, yang jadi permasalahannya adalah suara-suara hati tersebut terkadang tercipta karena dorongan atau provokasi dari faktor "X"  yakni terkait dengan masalah realigius (baca : gaib). Parahnya lagi, apabila dorongan atau ’hasutan’ suara hati itu berasal dari wujud ’negatif’ – yakni godaan setan. Sebagai contoh, mungkin tidak asing bagi kita mengetahui bahwa kasus bunuh diri yang terjadi di dunia ini, dapat dikatakan secara partial generalisasi akibat dorongan dari faktor ”X” tersebut.

Jadi, tidak menutup kemungkinan, fikiran-fikiran negatif kita yang terbesit di otak dan hati kita, berasal dari faktor ”X” tersebut, yakni dorongan dan anjuran doktrin dari wujud negatif – setan yang terkutuk. Waspadalah terhadap setiap bentuk dorongan negatif tersebut. Semoga kita semua mempunya ”perisai” yang kuat terhadap segala bentuk godaan setan yang terkutuk. Amin! [*CV]

Note : Sumber gambar ada di sini.

-----------------------------------

Buitenzorg, July 2010

[CV]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun