Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Kartu ATM Tertelan, Mengapa Harus Bikin Baru?

8 Desember 2014   22:14 Diperbarui: 4 April 2017   16:55 6166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hati-hati bila mengambil uang di Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang berbeda bank. Apalagi bila dalam kondisi terburu-buru dan sedikit pelupa. Alih-alih lebih ringkes karena (mungkin) mesin ATM tersebut lebih dekat, kita malah harus mengurus ATM baru.

Jumat, 6 Desember 2014 lalu, saya mengambil uang di mesin ATM CIMB Niaga dengan menggunakan ATM Mandiri. Setiap kali memerlukan uang, saya memang lebih suka mengambil di CIMB Niaga. Hal tersebut dikarenakan jaraknya sangat dekat dari tempat saya bekerja.

ATM tersebut berada satu gedung dengan kantor saya.. Sementara ATM Mandiri jaraknya sekitar 200 meter. Beberapa bulan terakhir ini, saya memang sedikit malas berjalan kaki untuk mengambil uang tunai, sehingga lebih memilih membayar administrasi dengan mengambil uang di ATM lain.

Saya sudah melakukan beberapa kali penarikan tunai di mesin ATM tersebut dengan menggunakan ATM Mandiri dan selalu baik-baik saja. Terakhir melakukannya pada Jumat siang itupun berlangsung sukses, uang keluar sesuai dengan jumlah yang saya pilih.

Hingga pada sore hari saat saya membenahi dompet karena terlalu banyak uang ribuan, saya kelimpungan ATM saya mana ya. Saya cari ke laci meja kerja tidak ada, tas diuprak-uprak juga tidak ada. Akhirnya setengah tidak yakin saya mendatangi kantor CIMB Niaga tempat terakhir saya mengambil uang.

Petugas bank tersebut dengan ramah mengatakan mereka akan memeriksa mesin ATM untuk memastikan ATM milik saya ada disana atau tidak. Sambil berlalu ke mesin ATM, petugas itu bertanya, “ATM yang tertelan itu ATM CIMB Niaga kan?” Saya jawab bukan. Si petugas langsung terdiam. “Kalau ATM bank lain, kami tidak bisa kembalikan karena ATMnya akan dianggap hilang.”

Lemaslah saya. Namun karena melihat raut muka saya yang sedikit panik, petugas bank tersebut mau membantu mengecek apakah ATM saya tertelan di mesin itu atau tidak. Ternyata memang tertelan, dan saya lupa tidak mengambil ATM itu usai mengambil uang yang dikeluarkan mesin ATM.

Meski agak gemas – karena ATMnya ada, namun tidak bisa diambil. Saya sedikit bersyukur karena uang di ATM saya tidak berkurang satu Rupiah pun. Mungkin karena saat itu ATM tersebut sedang sepi karena menjelang shalat Jumat, sehingga usai saya menggunakan ATM tidak ada orang lain lagi yang menggunakan hingga waktu tertentu, sampai akhirnya kartu ATM saya tertelan mesin.

Akhirnya setelah dilakukan pemblokiran, hari ini Senin, 8 Desember 2014 saya mengurus surat hilang ke kantor polisi. Saya seolah harus berpura-pura benda milik saya itu raib – padahal sebenarnya ada dan saya tahu ada dimana. Setelah mengantongi surat kehilangan dari kepolisian saya mengurus ATM pengganti ke kantor cabang penerbit ATM terdekat.

Sebenarnya pengurusannya tidak ribet. Pihak bank juga tidak membebankan biaya apapun. Hanya saja ngantri untuk bertemu customer servicenya itu lho, lumayan lama. Apalagi bila kebetulan memilih kantor cabang yang lumayan ramai nasabah.

Saat ATM itu tertelan, saya masih tenang, setidaknya uang saya utuh. Selain itu, masih ada ATM cadangan dari bank lain. Namun ternyata saat saya coba menggunakan ATM lain, uang saya di bank lain tidak bisa ditarik – katanya transaksi tidak bisa diproses. Entah ada apa, beberapa hari sebelumnya saat akan mentransfer uang ke ATM saya di bank lain itu, memang tidak bisa, namun saya pikir jaringannya yang sedang bermasalah, dan bila dicoba dilain hari, bisa.

Alhasil dari Jumat sore hingga Minggu saya tidak “memegang” uang. Beruntung saya sedang tidak harus membayar tagihan apapun, beruntung masih tersisa uang yang sangat pas-pasan untuk jajan anak saya, beruntung kami sekeluarga juga baik-baik saja.

Apalagi saat kejadian tersebut suami saya sedang tugas ke luar kota dan baru pulang Minggu siang. Selama Jumat-Sabtu-Minggu pagi saya berdoa semoga uang yang saya pegang saat itu cukup untuk kebutuhan saya dan anak saya (yang hobi jajan =D).

Kejadian ini memberi pelajaran tersendiri bagi saya untuk lebih berhati-hati dan memastikan ATM sudah kembali ke dompet usai menarik uang tunai. Saya juga harus belajar menyiapkan uang tunai di rumah untuk jaga-jaga bila ada kejadian seperti itu lagi (tapi tok-tok-tok jangan sampai terjadi lagi). Saya tipe pemboros, sehingga lebih suka narik uang dari ATM berkali-kali daripada menyimpan uang tunai di rumah.

Terakhir mungkin ada kebijakan dari perbankan untuk mengembalikan ATM yang tertelan, meski mereka bukan si penerbit ATM tersebut. Cara verifikasi ATM tersebut terserah seperti apa. Entah itu harus menunjukan buku tabungan, KTP, dll, terserah saja baiknya seperti apa, asal jangan mengada-ngada. Apalagi para bank yang digunakan untuk menarik tunai tersebut juga sudah mendapatkan uang jasa dari pengguna ATM. Ah, Salam Kompasiana! (*)

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun