Kak, sering gonta ganti jenis bensin ya? Ini ada gumpalan, ada kerak, di piston dan kepala silinder.
Kalimat tersebut disampaikan salah satu montir saat saya melakukan servis rutin sepeda motor di salah satu bengkel resmi langganan beberapa tahun lalu. Saya kemudian teringat kebiasaan buruk yang kerap mengisi jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) suka-suka.
Seringnya saya mengisi bahan bakar untuk motor dengan menggunakan pertalite, akan tetapi saya juga kerap memakai pertamax 92 atau pertamax turbo 98. Tergantung situasi dan kondisi saat akan mengisi BBM.
Bila sedang santai atau antrean di jalur pertalite tidak terlalu panjang, saya biasanya mengisi bahan bakar untuk motor dengan pertalite. Namun, apabila sedang terburu-buru, atau antrean di jalur pertalite terlalu mengular, saya memilih mengisi dengan pertamax.
Terlebih, di setiap Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), jalur pertamax umumnya relatif lengang, bahkan ada line khusus. Sehingga, setiap kali datang bisa langsung isi. Kalaupun mengantre hanya menunggu satu-dua motor.
Beralih ke Pertamax Turbo 98
Berdasarkan keterangan si montir, selain menyebabkan kerak yang dapat mengakibatkan mesin ngelitik, mencampur pertalite dan pertamax juga dapat membuat mesin lebih cepat rusak. Sehingga, BBM yang digunakan (sebaiknya) hanya satu jenis saja. Tidak dicampur-campur.
Alamak!
Namun, beruntung saat itu kondisi motor saya masih baik-baik saja. Tidak ada kerusakan apapun. Kerak yang terlanjur menggumpal juga bisa dibersihkan dengan baik.
Hanya saja montir tersebut mewanti-wanti agar saya tidak lagi mengulang kebiasaan buruk mencampur-campur bensin sesuka hati. Ia bilang kalau pakai pertalite, pertalite saja, kalau pertamax, pertamax saja.