Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Agar Terhindar dari Krisis Keuangan, Pikirkan Nanti Bagaimana, Bukan Bagaimana Nanti

30 Juni 2020   23:42 Diperbarui: 30 Juni 2020   23:40 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diambil dari kompas.com

Masih ingat kan harga masker dan hand sanitizer yang sempat melambung sangat tinggi hingga berpuluh kali lipat dari harga normal? Itu karena ada pembelian yang begitu masif. Beberapa ada juga oknum yang memanfaatkan situasi. Memborong barang untuk dijual kembali dengan harga yang jauh lebih tinggi.

Saat barang menjadi langka, harga terlampau tinggi, yang rugi saiapa? Kita! Dengan sangat terpaksa harus mengalokasikan uang yang jauh lebih banyak untuk membeli barang tersebut. Padahal kalau membeli dengan jumlah yang lebih terukur mungkin tidak akan terjadi kelangkaan barang yang menyebabkan lonjakan harga.

Kreatif Melihat Peluang

Pandemi Covid-19 memang membuat semua hal serba sulit. Namun, dibalik itu semua ternyata ada banyak peluang yang tersembunyi. Ada tetangga yang tiba-tiba mendadak menjadi pengusaha berkat mikroba mematikan ini. Ia yang hobi menjahit merintis usaha penjualan masker kain. Masker-masker kain yang ia jahit dengan rapi itu dititip jual ke beberapa warung dan toko sekitar rumah. Hasilnya sangat lumayan. 

Ada juga teman yang justru merintis bisnis kuliner dikala pandemi Covid-19. Ia terpikir membuka usaha makanan siap santap karena banyak teman di lingkup pergaulannya yang mengeluh tidak bisa memasak, tetapi mau membeli dari luar khawatir terpapar covid-19. Terlebih bila penjualnya tidak kenal secara personal. Alhasil teman saya yang jago memasak itu menawarkan jasa mengolah makanan. Hasilnya? Laris manis!

Sementara untuk saya dan suami, pandemi Covid-19 ini membuat kami lebih melek investasi. Sejak Maret 2020 kami tertarik berinvestasi melalui saham. Saat itu --kala Covid-19 mulai merebak di Indonesia, ada banyak saham yang harganya terjun bebas. Kami membeli beberapa. Ternyata sekarang harga-harga saham tersebut mulai berangsur naik. 

Negara Butuh Peran Serta Kita

Selain bertanggung jawab menjaga stabilitas sistem keuangan keluarga, kita sebagai warga negara juga harus turut serta menjaga stabilitas sistem keuangan nasional. Mengapa demikian? Saat stabilitas sistem keuangan secara nasional terganggu, langsung maupun tidak langsung, stabilitas sistem keuangan keluarga akan terdampak.

Lalu bagaimana cara kita membantu menjaga stabilitas sistem keuangan? Salah satunya tidak egois menimbun barang. Beli barang secukupnya sesuai kebutuhan. Jangan menyetok barang untuk kebutuhan berbulan-bulan. Selain khawatir mubazir, ingat saudara-saudara kita yang lain yang juga membutuhkan barang tersebut. Bila tidak bisa membantu, jangan menyusahkan.

Selain itu, bila memiliki uang berlebih, lebih baik simpan di bank. Tidak usah ditarik. Selain lebih aman, uang tersebut bisa diputar untuk membantu menggerakan perekonomian nasional. Tidak usah khawatir uang hilang. Saat ini sudah ada lembaga penjamin terkait simpanan nasabah. Tentu dengan bank dan nominal uang yang sudah ditentukan lembaga tersebut.

Bank Indonesia (BI) selaku pemegang otoritas stabilitas sistem keuangan nasional juga tidak tinggal diam. Instansi tersebut terus melakukan berbagai upaya agar sistem keuangan nasional berfungsi secara efektif dan efisien. Selain itu, mampu bertahan terhadap kerentanan internal maupun ekternal. Sehingga, alokasi sumber pendanaan dan pembiayaan dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas perekonomian nasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun