Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Sedekah, Salurkan dengan Tepat agar Berkah

14 Mei 2019   23:08 Diperbarui: 14 Mei 2019   23:18 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu pengemis di Kota Batam, Kepulauan Riau. | Dokumentasi tribunnewsbatam.com

Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.

(Qs. Al Hadid: 18)

Pada bulan Ramadan, umat muslim umumnya tak hanya lebih rajin beribadah, tetapi juga lebih murah hati kepada sesama manusia. Mereka berlomba-lomba melakukan kebaikan untuk mendulang pahala berlipat-lipat seperti yang dijanjikan oleh Allah SWT dalam Al-Quran. 

Tak ayal, setiap Ramadan umat muslim lebih banyak menyisihkan rezeki mereka untuk berbagi kepada orang yang membutuhkan. Setiap ada pengemis yang meminta-minta dengan senang hati langsung diberi. Namun sayangnya, kebaikan umat muslim tersebut terkadang disalahgunakan.

Tak heran, setiap Ramadan,  jumlah pengemis di jalanan hampir setiap kota meningkat. Pengemis di Kota Bandung, Jawa Barat, misalnya, seperti yang diberitakan detik.com, Ramadan ini jumlahnya meningkat hingga 30 persen dibanding bulan-bulan lain diluar bulan suci Ramadan. 

Ramadan seolah dijadikan momen oleh oknum untuk mendulang uang tanpa perlu bersusah payah bekerja. Tinggal menggunakan baju kumal, kemudian duduk dengan raut muka mengundang iba di sudut jalan, uang sudah datang dengan sendirinya. Atau tinggal mengerahkan anak-anak yang masih sangat belia untuk berkeliling meminta belas kasihan dari setiap pengendara, "rupiah" datang silih berganti.

Hindari Memberi Sedekah Pada Pengemis Jalanan

Sedekah itu dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api. 

(HR. At-Tirmidzi)

Islam sangat menganjurkan sedekah. Itu makanya banyak ayat dan hadist yang membahas mengenai kebaikan dan ganjaran sedekah. Meski demikian, sedekah harus diberikan pada orang yang tepat, dengan tujuan yang baik. Bila tidak, justru akan menjadi bumerang. Bukannya mendatangkan pahala buat kita, malah menambah dosa.

Oleh karena itu, bila memiliki rezeki berlebih lebih baik kita sedekahkan secara langsung pada orang yang membutuhkan yang kita kenal dengan baik. Bila tidak memungkinkan, bisa disalurkan melalui panti asuhan,  rumah singgah, rumah zakat, atau instansi/yayasan kredibel yang bergerak dibidang tersebut.

Hindari memberi sedekah pada pengemis yang meminta-minta di jalan. Selain dilarang pemerintah melalui Perda --peraturan daerah, khawatir sedekah yang kita beri juga tidak tepat sasaran. Tidak mau kan, uang yang kita berikan dengan niat baik, digunakan untuk tujuan yang tidak baik.

Salah satu billboard imbauan yang dipasang Pemerintah Kota Batam beberapa waktu lalu di jalan utama Kota Batam, Kepulauan Riau. | Dokumentasi Pribadi
Salah satu billboard imbauan yang dipasang Pemerintah Kota Batam beberapa waktu lalu di jalan utama Kota Batam, Kepulauan Riau. | Dokumentasi Pribadi
Umumnya kita tidak mengenal pengemis yang meminta-minta sedekah di jalan. Kita tidak tahu apakah ia benar-benar membutuhkan, terpaksa mengemis untuk memenuhi kebutuhan hidup karena tidak memungkinkan mencari nafkah dengan cara lain, atau mengemis hanya karena merasa itu cara termudah mendapatkan uang banyak dalam waktu singkat.

Tak sedikit pengemis yang meminta belas kasihan orang untuk menumpuk kekayaan. Maret 2019 lalu, kita sempat terhenyak dengan berita yang mengisahkan ada pengemis di Kota Bogor, Jawa Barat, yang pergi pulang mengemis menggunakan mobil pribadi. Bukan mobil kaleng-kaleng yang sudah butut, tetapi mobil baru, yang mungkin orang yang memberi sedekah ke pengemis itu juga belum tentu punya kendaraan seperti itu.

Awal 2016 lalu, Batam juga sempat dihebohkan dengan berita seorang pengemis bapak-bapak yang katanya sehari bisa menghasilkan uang Rp1 juta. Berkat mengemis,  pengemis yang biasa beroperasi di sekitar Nagoya-Jodoh itu,  memiliki banyak kost-kostan, tinggal di rumah mewah, memiliki istri lebih dari satu, dan punya anak seorang dokter.

Ada orang yang tiba-tiba kaya karena mengemis bukan hal baru. Dulu saat saya kecil dan tinggal di sebuah desa sudah muncul fenomena seperti itu. Saya sempat bertetangga dengan orang yang tuna netra. Orang tersebut sudah berkeluarga dengan satu istri dan dua orang anak. Waktu itu mereka hidup sangat sederhana. Rumah mereka pun hanya terbuat dari anyaman bambu. Maklum, waktu itu lebih sering si istri yang mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Entah bagaimana awalnya, setelah anak-anaknya mulai besar dan bersekolah, ia mulai mengemis di kota. Awalnya ia mengemis dengan dibantu sang istri. Lama-lama setelah pendapatan mengemis terus bertambah, ia menyewa orang untuk menemani ia mengemis berkeliling dari satu jalan ke jalan lain.

Setelah mengemis dengan cara yang lebih "profesional" keadaan ekonomi orang tersebut terus meningkat. Ia bisa merenovasi rumah. Tempat tinggal yang tadinya gubuk, jadi rumah besar yang cukup megah. Tak hanya itu, berkat mengemis ia juga menambah istri, menikah lagi. Hadeeh!

Hindari Memberi Uang Pada Pengemis Anak

Profesi pengemis tak hanya didominasi orang yang sudah paruh baya, tidak sedikit pengemis yang masih berusia anak-anak. Kalau di Batam, Kepulauan Riau, saya sering bertemu pengemis anak-anak di sekitar Jodoh-Nagoya, tepatnya di lampu merah sekitar Hotel Nagoya Plaza.

Mereka biasanya bergerombol beberapa orang. Saat lampu merah menyala, mereka menyebar meminta sedekah pada para pengendara. Meski tidak memaksa, tetapi cukup membuat kita jengah. Mereka berulang-ulang meminta uang, "Om/Te, minta uangnya, Om/Te." Terus saja sampai akhirnya diberi atau lampu berubah warna menjadi hijau dan si pengendara melajukan kendaraan.

Tak hanya di jalanan, para pengemis anak juga terkadang meminta-minta hingga ke tempat makan siap saji. Saat makan bersama anak di salah satu makanan cepat saji di sekitaran Sei Panas, Batam, beberapa waktu lalu,  tiba-tiba ada tiga orang anak yang masuk ke tempat makan tersebut dan meminta uang kepada pengunjung yang sedang makan.

Pengemis anak yang meminta-minta hingga ke tempat makan cepat saji. | Dokumentasi Pribadi
Pengemis anak yang meminta-minta hingga ke tempat makan cepat saji. | Dokumentasi Pribadi
Saat saya menawari mereka untuk dipesankan makanan --karena mereka bilang minta uang untuk makan, mereka menolak. Mereka bilang kasih uangnya saja. Saya akhirnya urung memberi sedekah, tetapi banyak pengunjung lain yang memberikan uang. Entah karena kasihan, entah biar anak-anak itu cepat pergi.

Saya menghindari memberi uang pada pengemis anak-anak karena khawatir mereka jadi keenakan mengemis. Khawatirnya mereka jadi generasi yang malas berusaha karena hanya dengan menengadahkan tangan, bisa mendapatkan uang yang cukup banyak. Cukup untuk makan, dan keperluan lain. Sehingga, timbul pikiran buat apa susah-susah sekolah atau bekerja.

Selain itu, anak-anak juga terkadang dimanfaatkan orang dewasa untuk mengemis. Sudah sering kan melihat berita-berita seperti itu? Mereka meminta-minta bukan karena keinginan sendiri, tetapi karena dieksploitasi. Bila kita memberikan mereka uang, secara tidak langsung kita melanggengkan eksploitasi tersebut.

Bila memiliki rezeki yang ingin disedekahkan, lebih baik disalurkan melalui masjid atau yayasan/badan amal agar penyalurannya juga lebih tepat sasaran. Atau saat ngabuburit, coba jalan-jalan di sekitar tempat kita tinggal, siapa tahu masih ada tetangga yang membutuhkan. Bukankah menolong tetangga yang membutuhkan merupakan salah satu sedekah yang paling utama? Salam Kompasiana! (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun