“Alam semesta itu datar, seperti selembar kertas yang tiada ujung,” ujar Mather. Maka, sejauh mana pun kita berjalan, kita tidak akan pernah tiba di "ujung"-nya. Yang akan kita temukan hanyalah galaksi demi galaksi, seakan semesta adalah ruang tak bertepi tempat misteri Ilahi menyembunyikan wajah-Nya.
Alam Semesta Terus Berkembang
Salah satu konsep menarik tentang alam semesta adalah bahwa ia terus berkembang dan mengembang bukan melambat, tapi justru makin cepat. Seperti seekor semut di permukaan balon yang ditiup, ia akan melihat segala benda menjauh darinya. Semakin jauh suatu titik, semakin cepat ia tampak menjauh.
Namun berbeda dari balon, alam semesta tidak mengembang ke dalam ruang yang lebih besar, karena tidak ada yang berada di luar semesta itu sendiri. Ia adalah keseluruhan tak ada "luar", tak ada "pinggir".
Stephen Hawking pernah berkata, bertanya apa yang ada di luar alam semesta sama seperti bertanya apa yang ada di utara Kutub Utara. Pertanyaannya saja sudah tak bermakna.
Maka, jika kita mencari ujung alam semesta, jawabannya: tidak ada. Alam semesta ibarat bola raksasa yang begitu besar hingga kelengkungannya tak terasa. Ia terbatas, namun tak bertepi. Sebuah keajaiban tanpa ujung, yang terus bergerak membawa kita bersama waktu dan ruang menuju entah ke mana.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI