Pemilu) baru akan terjadi pada 2024. Kendatipun demikian gaungnya sudah mulai terasa saat ini. Kaum elit partai mulai mengatur strategi, bermanuver untuk untuk merebut simpati demi meraih kemenangan.
Pemilihan Umum (Faktanya dapat kita temukan, bukan hanya di pusat kota tetapi juga merembes hingga ke pelosok-pelosok negeri. Sebagai contoh, berbagai baliho sudah terpampang di persimpangan jalan dan juga pusat-pusat keramain.
Muncul foto figur tertentu, yang sudah bisa ditebak menjadi jagoan partai, untuk dicalonkan entah sebagai presiden ataupun wakil presiden, atau juga wakil rakyat.
Bagi saya, ini hal yang lumrah jika memang tidak melanggar undang-undang pemilu.
Yang menjadi catatan penting di sini adalah, dunia dan termasuk bangsa kita sedang berperang melawan pandemi. Kita semua tahu bahwa virus corona telah merenggut ribuan nyawa manusia. Semua kita berharap semoga pandemi segera berlalu.
Tahun lalu, ketika pandemi mesuk ke negeri ini, pemerintah dan masyaralat sigap dan berjuang, mengatur strategi agar terluput dari penyebaran virus corona yang mematikan.
Ada penutupan bandara dan pusat perbelanjaan, kantor-kantor diliburkan, termasuk sekolah dan tempat ibadah. Muara dari semuanya itu adalah menghentikan laju penyebaran virus corona.
Hampir dua tahun kita berperang melawan musuh bersama dunia yakni covid-19 tetapi wabah pandemi seakan tak rela hengkang dari dunia dan negeri kita. Entah berapa triliun sudah dikucurkan hanya untuk penanganan covid-19.
Seiring berjalannya waktu, pemerintah mulai memikirkan cara baru. Tidak lagi penutupan total, tetapi adanya penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat, (PPKM).
Tidak hanya itu saja. Kita semua diwajibkan untuk vaksin, wajib menerapkan pola 3 M, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menggunakan masker. Bahkan berkembang lagi, ke 5 M; Menjaga jarak, mencuci tangan, Menggunakan masker, Menghindari kerumunan dan Menghindari mobilisasi.
Bagi saya semunya itu baik untuk keselamatan kita. Saya sendiri sudah vaksin dan masih tetap menerapkan pola 5 M. Bukan untuk siapa-siapa tetapi untuk keselamatan diri dan sesama.
Pilkada 2024, akan kita hadapi. Untuk sampai pada perhelatan 2024, yang mana melibatkan seluruh rakyat Indonesia, tentu bukanlah perkara gampang.
Yang menarik di sini adalah, pandemi masih saja berlangsung, sementara PemiluTidak heran, ada segelintir orang yang sudah mulai curi start, menggerakan mesin partai untuk mengamankan 2024.
Pertanyaannya adalah apakah mungkin, Pemilu Pilkada 2024 dilaksanakan? Mengingat dunia, termasuk bangsa kita sementara berperang melawan pandemi.
Jawaban saya adalah. Ya mungkin. Tergantung mekanisme dan caranya. Pemerintah dalam hal ini Presiden Jokowi sudah berkampanye kita tidak boleh takut dengan corona. Kita sekarang hidup di era baru, era dimana kita hidup berdampingan dengan corona, maka tingggal manejemennya saja.
Jika pemilu harus tetap dilaksanakan maka pekerjaan rumah bagi wakil rakyat dan pemerintah adalah menyiapkan pedoman, pelaksanaan pemilu dan pilkada di tengah pandemi.
Saya kira pandemi sudah bukan hal baru dalam hidup. Dua tahun sudah pandemi melanda dunia, dan kita sudah memiliki pengalaman bagaimana harus bersikap.
Tidak usah kwatir berlebihan bila masing-masing kita taat pada protokol kesehatan dan bersedia untuk divaksin. Sebenarnya pandemi tidak berbahaya, hanya kita saja yang tidak mau taat pada protokol kesehatan.
Jadi, jika ditanya mungkinkah kita berpemilu disaat pandemi? Jawabannya mungkin, bila ada mekanisme yang bisa mengatur sehingga protokol kesehatan juga berjalan.
Atambua, 12.09.2021