Mohon tunggu...
Kris Fallo
Kris Fallo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku Jalan Pulang, Penerbit Gerbang Media, 2020

Menulis itu pekerjaan keabadian. Pramoedya Ananta Toer berkata:  'Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.' Lewat tulisan kita meninggalkan kisah dan cerita yang tak akan sirna.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tradisi Fole Mako bagi Masyarakat Noemuti, Timor Tengah Utara

17 Januari 2021   00:27 Diperbarui: 17 Januari 2021   08:04 2593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto.dok.pribadi/acara fole mako di Noemuti

6. Setiap orang wajib menghabiskan jatanya masing-masing. Apabila tidak habis, wajib dibawah pulang sebagai bekal untuk keluarga dirumah.

7. Para pelayan tidak akan menunggu sampai makanan yang dihidangkan hanis dimakan, tetapi bila sudah berkurang maka pelayan akan tambahkan lagi, hingga dua atau tiga kali.

Khusus untuk masyarakat Noemuti, Timor Tengah Utara, (TTU), sejarah fole mako pertama kali di lakukan oleh Raja Sonbai pada saat pembangunan lopo (rumah tradisional) bertiang delapan atau sebutan dawan, 'lopo ni fanu.' Acara fole mako dilakukan sebagai bentuk syukur atas selesainya dibangun lopo ni fanu.

Foto.gardaindonesia.id/acara fole mako di desa Naiola Noemuti
Foto.gardaindonesia.id/acara fole mako di desa Naiola Noemuti
Tradisi ini diteruskan diteruskan oleh suku Fallo pada saat meninggalnya moyang Bau Krus, yang adalah saudari dari moyang Mamu Krus. Keduanya merupakan nenek moyang dari turunan Fallo di desa Nifuboke, Kecamatan Noemuti.

Acara fole mako ini dilaksanakan sebagai acara kenduri atau acara adat nenek Bau Krus. Itulah sebabnya pada suku Fallo Noemuti, selalu dilaksanakan turun temurun, ketika mengalami kedukaan atau kematian tidak di perbolehkan membunuh hewan, atau makan daging, di kenal dengan istilah "kat bet fa na mate," (tidak makan daging).

Pesta kenduri pada umumnya laksanakan setelah empat puluh hari atau setelah ada persiapan fole mako oleh anak atau cucu keluarga yang ditinggalkan.

Hingga saat ini tradisi fole mako terus dilakukan dan mumnya fole mako dilakukan bagi tokoh adat atau orang tua yang meninggal.

Atambua, 15.01.2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun