Mohon tunggu...
Kris Fallo
Kris Fallo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku Jalan Pulang, Penerbit Gerbang Media, 2020

Menulis itu pekerjaan keabadian. Pramoedya Ananta Toer berkata:  'Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.' Lewat tulisan kita meninggalkan kisah dan cerita yang tak akan sirna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Teman Rasa Musuh

16 September 2020   14:46 Diperbarui: 16 September 2020   14:51 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto.renungan.kristiani

Tidak semua teman itu baik. Kadang kita berteman tapi seperti musuh. Teman hanya untuk ledekin, merendahkan, menjatuhkan atau teman suka komentar.

Tipe orang seperti ini, sering juga dirindukan. Mengapa? Sering tingkahnya begitu tetapi jauh di dalam hatinya sungguh baik. Jadinya teman rasa musuh, atau musuh yang dirindukan.

Itulah teman sejati. Yang kelihatan sering menggelikan, membosankan, atau bahkan menyakitkan, tetapi jauh di dasar hatinya baik. Tampaknya seperti bermusuhan, tetapi sebenarnya itulah musuh yang dirindukan.

Justru yang perlu dihindari adalah, tampaknya baik tapi sebenarnya hatinya busuk. Nampaknya teman tetapi sebenarnya musuh yang mematikan. Orang bilang "hati kedondong", dari luar mulus, tapi di dalam berduri. Tidak elok bila kita membungkus persahabatan dengan niat busuk.

Sejatinya kunci dari persahabatan adalah soal kenyamanan. Syair lagu, "Beta cinta se, tapi nyaman de gan dia". Bila kita mampu memberi kenyamanan, meski jauh tetap ada rasa rindu. Saat orang merasa  nyaman, jarak dan fisik tidaklah menjadi ukuran. Rasa nyaman mampu menembus jarak.

Sebenarnya musuh terbesar adalah yang paling dekat dengan diri kita. Saking dekatnya, hingga kita tak mampu membedakan mana musuh dan mana teman. Musuh yang paling menakutkan adalah diri sendiri. Kita bisa saja mengalahkan orang lain tapi kita bisa dikalahkan oleh diri sendiri.

Kadang orang berkata, jatuh cinta adalah musuh akal sehat. Sebab cinta kadang mengalahkan logika. Yang tidak mungkin, menjadi mungkin itu karena cinta.

Berteman itu baik. Meski kadang teman rasa musuh masih mendingan daripada selamanya musuh.

Atambua, 16 September 2020
Rm. Kris Fallo, Pr

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun