Mohon tunggu...
Kris Fallo
Kris Fallo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku Jalan Pulang, Penerbit Gerbang Media, 2020

Menulis itu pekerjaan keabadian. Pramoedya Ananta Toer berkata:  'Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.' Lewat tulisan kita meninggalkan kisah dan cerita yang tak akan sirna.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Percaya Meski Tidak Melihat

28 April 2019   06:21 Diperbarui: 28 April 2019   09:31 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesulitan terbesar dalam beriman adalah ketika kita harus percaya meski tidak melihat. Percaya tanpa bukti. Sulit bagi manusia untuk percaya apa yang tidak dilihat. Tak heran sering orang acuh terhadap imannya. Beragama tetapi belum tentu beriman. Beriman sudah pasti beragama.

Manusia sering berhadapan dengan pertanyaan eksistensial: Apakah Tuhan itu ada? Jika ada diaman Ia berada? Apakah Tuhan itu maha cinta? Jika ya, mengapa manusia menderita?

Pengalaman Thomas dalam injil hari ini menjadi gambaran iman manusia pada umumnya. "Sebelum aku melihat bekas paku pada jarinya dan mencucukan jariku pada lambungNya, sekali kali aku tidak percaya".

Pengalaman Thomas menggaris bawahi beberapa hal penting:

1. Ada keraguan dalam iman. Iman menuntut bukti. Melihat baru percaya. Padahal kwalitas tertinggi dari iman adalah percaya meski tidak melihat. Kata Yesus: " Berbahagialah orang yang tidak melihat namun percaya".

Mari kita bercermin diri. Dalam hal iman, tidak semuanya harus dibuktikan dengan akal. Ketika akal sudah tak mampu menjelaskan, di situlah rana iman. "Imanlah yang menolong budi, bila indra tak mencukupi", kata lagu tantum ergo.

2. Yesus akhirnya menampakan diri kepada Thomas. Benar bahwa Yesus menampakan diri kepada para murid, tetapi benar juga bahwa tidak untuk semua Ia menampakan diri.

Yang perlu kita ingat adalah Tuhan menampkan diri dalam hidup kita, dan dalam peristiwa peristiwa hidup. Lewat pengalaman hidup, kita akan sadar bahwa Tuhan telah hadir dan menampakan diri dalam hidup saya. Kita percaya bahwa rencana Tuhan indah pada waktunya.

Mari kita terus memelihara iman, karena kita diselamatkan berkat iman. "Manusia dibenarkan karena iman dan bukan hukum taurwt". 

Kiranya kita semakin teguh dalam iman, meski kita mengalami cobaan dalam hidup.

"Tuhan tidak menjanjikan langit selalu biru, mentari selalu bersinar, tetapi Tuhan selalu memberi pelangi disetiap badai, senyum di setiap air mata, berkat disetiap cibaan dan jawaban di setiap doa".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun