Mohon tunggu...
Credentia Gisela
Credentia Gisela Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Sedang berada di semester tujuh dan sedang mencoba untuk tetap produktif. Sambil diikuti, sambil dilihat kontennya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Internet dan Jurnalisme Online di Korea Selatan

21 September 2022   11:50 Diperbarui: 21 September 2022   12:05 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perkembangan jurnalisme tidak lepas dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Konvergensi media menuntut jurnalisme untuk bergabung dengan internet dan mulai menyebarkan informasi di dalamnya. Artikel ini akan membahas bagaimana internet hingga jurnalisme online berkembang di negara Korea Selatan.

Internet di Korea Selatan

Internet mulai dikenal di Korea Selatan di tahun 1982 melalui Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP) bernama SDN. Banyak universitas dan institusi penelitian menjadi penggunanya.

Di tahun 1989, PACCOM Project yang dipelopori University of Hawaii menghubungkan Hawaii, Australia, Jepang, Korea, dan Selandia Baru dengan pendanaan yang berasal dari NASA, DoE, dan NSF di Amerika, serta dari negara masing-masing.

Di Korea, para anggota organisasi SDN setuju untuk bergabung dengan PACCOM Project dengan pendanaan gabungan dari jalur sewa 56 Kbps ke Hawaii dan menciptakan organisasi baru bernama HANA.

Di tahun 1990, SUN workstation -- sebuah sistem komputer yang diciptakan Stanford University -- yang berada di Korea Advanced Institute of Science & Technology (KAIST) terhubung ke NSFNET melalui University of Hawaii dan HANANET dibangun.

Situs Populer di Korea Selatan

Seperti halnya di Indonesia, Korea Selatan juga punya sejumlah situs lokal yang digemari netizen mereka.

Sumber: Tangkapan Layar
Sumber: Tangkapan Layar

Pertama, ada Naver. Wujud situs ini kurang lebih seperti Google dan dikenal sebagai search engine andalan mereka. Penggunanya dapat mencari berbagai macam informasi di dalamnya, seperti musik, acara televisi, webseries, hingga berita.

Kedua, Korea Selatan punya Daum. Fungsinya beragam, mirip dengan Yahoo. Daum dapat digunakan untuk keperluan e-mail, layanan messaging, forum, shopping, pencarian berita, hingga layanan webtoon.

Nate atau Pann adalah situs ketiga. Fungsinya menyerupai forum dengan mayoritas pembahasan mengenai idol KPOP entertainment, meski juga terdapat topik-topik general. Cara berdiskusinya adalah dengan menggunakan fitur up and down vote.

Instiz menjadi situs keempat yang dikenal netizen Korea Selatan. Mirip dengan Nate atau Pann, namun sedikit berbeda. Jika Nate atau Pann menggunakan up and down vote, Instiz menggunakan komentar real time sebagai penunjang forum.

 

Perkembangan Jurnalisme di Korea Selatan

Sebuah artikel berjudul Media Komunikasi Korea Selatan (2010) menjelaskan mengenai perkembangan jurnalisme di Korea Selatan dari masa ke masa.

Pada tahun 2002, negara dengan julukan negeri ginseng ini mempunyai 116 surat kabar harian dengan tiga surat kabar nasional yang sirkulasinya mencapai angka 2 juta. Mereka juga memiliki televisi dengan dua jaringan nasional, dengan satelit yang menawarkan hingga 74 channel. Ramainya majalah mencapai lebih dari 6500 majalah yang dibagi ke dalam kategori 2000 pelanggan mingguan, 3300 pelanggan bulanan, dan 1200 pelanggan paruh bulanan.

Semasa penjajahan Jepang di Korea Selatan sekitar tahun 1920-an hingga 1940-an, media berita Korea Selatan digunakan untuk melawan Jepang. Meski begitu, otoritas Jepang melarang adanya isu-isu individual di dalamnya, kurang lebih dari tahun 1926 sampai tahun 1932.

Hal ini mengakibatkan kebebasan pers Korea Selatan menjadi terbatas dan hilang, termasuk seluruh publikasi berbahasa Korea dilarang pada tahun 1941. Jurnalisme pada masa itu tidak dibenarkan untuk mengkritik.

Periode pemerintahan militer Amerika Serikat di Korea Selatan tahun 1945-1948, membantu mereka untuk mengembangkan jurnalisme surat kabar dan majalah, hingga pemerintahan Korea Selatan dapat mengendalikan media secara mandiri.

Pada tahun 1989, ada empat surat kabar harian di Korea Selatan yang dapat dikatakan sukses. Di antaranya adalah Hankook Ilbo, Joongang Ilbo, Chosun Ilbo, dan Donga Ilbo; yang keempatnya memiliki total peredaran lebih dari 6.5 juta.

Tak hanya berbahasa Korea, jurnalisme di Korea Selatan juga membuat surat kabar berbahasa Inggris yakni The Korea Herald dan The Korea Times. Surat kabar ini dibaca oleh kalangan luas, mulai dari duta hingga pebisnis asing. Ada pula surat kabar berbahasa China untuk populasi China yang tinggal di Korea Selatan.

Dukungan finansial media surat kabar di Korea Selatan mayoritas diperoleh dari iklan dan afiliasi dengan rumah produksi. Pers Donga misalnya, mereka tidak hanya menerbitkan koran Donga Ilbo, tapi juga berbagai jenis majalah, koran untuk anak-anak, majalah bulanan Shin Donga, majalah perempuan, serta referensi buku dan majalah bagi para pelajar.

Sejak tahun 1990-an, jurnalisme di Korea Selatan meningkat secara pesat. Undang-undang yang mengatur pers mulai muncul dan pasar televisi meningkat secara signifikan. Jika di tahun 1980, surat kabar hanya berjumlah 28, kini meningkat hingga 122 surat kabar.

Stasiun penyiaran nasional di Korea Selatan antara lain adalah KBS-1, KBS-2 (penyiaran publik), MBC (difungsikan sebagai organisasi publik), EBS (dibiayai oleh negara), SBS (lembaga penyiaran komersial).

Pasar media berita online ikut berkembang seiringan dengan warga Korea Selatan semakin banyak yang mengakses internet. Situs berita seperrti ohmynews.com memiliki pengakses sebanyak 15 juta/hari.

Jurnalisme Online di Korea Selatan

Sebuah artikel di tahun 2017 oleh BBC News menyatakan bahwa pembaca surat kabar di Korea Selatan cukup tinggi dan ada lebih dari seratus koran lokal maupun nasional.

Pers di Korea Selatan sering mengkritik pemerintah melalui tulisan jurnalistik mereka. Banyak surat kabar dikendalikan oleh para petinggi industri.

Korea Selatan terkenal akan internet yang memiliki kecepatan tinggi. Lebih dari 45 juta penduduk Korea Selatan sudah mengakses dan menggunakan internet sehari-harinya.

Tidak jauh berbeda dengan di Indonesia, media berita di Korea Selatan juga mengikuti konvergensi teknologi, yaitu beralih dari media cetak ke media online. Sejumlah media, baik lokal maupun nasional, memiliki portal berita online masing-masing.

Infografis oleh Credentia Gisela
Infografis oleh Credentia Gisela

Simpulan

Korea Selatan sebagai negara yang memiliki perkembangan yang pesat dalam banyak sektor juga memiliki perkembangan dan transisi yang baik di dunia jurnalisme.

Infografis di atas memberikan contoh bagaimana perubahan fisik hasil produksi media berita di Korea Selatan, dari offline ke online, dari cetak ke digital.

 

Sumber:

Asri, R. (2017). Mengenal portal berita populer di Korea Selatan. Tips Kiat Berbagi. https://tipskiatberbagi.com/portal-populer-di-korea-selatan/

Media komunikasi Korea Selatan. (2010). https://dennylorenta.wordpress.com/2010/06/26/114/

South Korea profile -- media. (2017). BBC. https://www.bbc.com/news/world-asia-pacific-15291415

South Korea: snapshot of the internet around 1990. (2013). Asia Internet History Project. https://sites.google.com/site/internethistoryasia/book1/snapshot-of-internet-in-korea-draft

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun