Mohon tunggu...
C Surtiwa
C Surtiwa Mohon Tunggu... -

Pensiunan di bidang Eksploitasi Minyak dan Gas Bumi.\r\n\r\nThink conceptually and solve problems conceptually too.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mengapa Sering Terjadi Tabrakan Beruntun?

5 April 2013   07:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:43 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa sering terjadi Tabrakan beruntun....padahal jalan searah ? Ngantuk ? Meleng ? Atau Ugal2an nyetir ? Ketiganya bisa merupakan penyebabnya. Tetapi yang paling mendasar adalah ketidak tahuan Pengemudi tentang prinsip2 Deselarasi Kendaraan atau Pengereman  , sehingga mempunyai kegemaran mengemudi menguntit ! Istilah kerennya Tailgating ! Bahaya sekali, kecuali Balapan di Sirkuit, karena Pembalap didepan kita tidak akan NGEREM MENDADAK ! Camkan ini ! Dijalan Raya atau Jalan Tol tentu tidak begitu, ngerem mendadak seenak udelnya...tanpa alasan yang jelas.

Apakah Pengereman ? Pengereman adalah proses Deselerasi Kendaraan dari Kecepatan lebih tinggi ke Kecepatan lebih rendah. Deselerasi ini perlu waktu, yaitu waktu yang diperlukan oleh Kendaraan untuk berkurang kecepatannya karena di rem ditambah waktu reaksi Pengemudi menginjak Pedal rem (Reaction Time to hit the brake pedal).

Makin canggih dan mahal kendaraannya, makin pakem remnya dan proses Deselarasi makin cepat. Sebaliknya makin berat Kendaraan, maka proses Deselerasinya makin lambat. Artinya kalau kita menguntit dibelakang Truk besar atau Bus besar, kalau Truk atau Bus itu ngerem mendadak, maka Pengemudi mobil biasa yang umum akan mempunyai waktu cukup untuk mengerem dan selamat. Sebaliknya bila anda didepan Truk Bus dan jaraknya dekat sekali dan anda ngerem mendadak...maka anda akan diseruduk truk dan Bus tadi, karena Deselerasi mereka lambat !

Coba kita tinjau hitungannya. Anda mengemudi dibelakang Mobil Sport mahal dengan Deselarasi yang bagus dan cepat. Misalnya anda menguntit pada jarak hanya 10 meter. Kecepatan sama2 100 km/jam = 27.8 meter/detik dan Mobil anda Sedan jenis umum dimana pengereman nggak sepakem Mobil yang bagus tadi. Misalnya Mobil depan Anda ngerem dan turun kecepatannya dari 100km/jam ke 70 km/jam dalam 1 detik. Jadi Kecepatan rata2 mobil depan anda dalam waktu Deselerasi 1 detik itu (100 +70)/2 = 85 km /jam. Jarak yang ditempuh mobil depan anda adalah (85/100) x 27.8 meter = 23.6 meter. Anda kaget dan ngerem mendadak, misalnya dengan deselerasi 1.5 detik (Mobil anda nggak jelek amat !) juga sampai mencapai 85km/jam. jadi mobil anda akan ngeloyor sejauh ( 1.5 x 23.6) -10 meter= 25.4 meter. Padahal mobil depan hanya meluncur 23.6 meter, jadi anda TELAK menabraknya.

Karena itu dalam Pengelolaan mengerem ini ,Pengemudi harus memperhatikan Petunjuk atau Kaidah2 sebagai berikut.

1, Jangan melakukan tail gating dijalanan karena anda tidak tahu kinerja Pengemudi didepan Anda dan juga dibelakang Anda.

2. Anggap selalu bahwa Mobil didepan Anda adalah Mobil bagus Mesin Turbo dan remnya pakem sekali. jaga jarak yang cukup jauh.

3. Anggap semua Mobil yang berjalan dibelakang Anda remnya kurang baik, Mesin biasa. Anda jangan mau dikuntit (ditailgate) oleh Truk atau Bus, pindah jalur.

4. Sebagai acuan jarak yang cukup aman dalam menguntit atau dikuntit adalah membuat Jarak antara Mobil Anda dengan Mobil didepan/dibelakang sebesar [Kecepatan dalam km/jam dibagi 10 X panjang Mobil] anda. jadi jjika anda melaju pada kecepatan 100 km/jam, maka jarak aman antara mobil (100/10) X Panjang Mobil. Kalau Mobil anda 4.5 meter, maka jarak aman adalah 45 meter.

Di jalan Tol ada Marka Kalibrasi jarak biasanya 50 meter, 100 meter dan 150 meter. Maksud marka ini untuk mengingatkan  Jarak aman waktu Konvoi... tapi saya percaya anda2 hanya ngelindes marka itu saja dan tidak peduli...

Tidak heran kalu di Tol Jagorawi atau Cikampek, Cipularang banyak sekali terjadi tabrakan beruntun....kadang2 nabak dari belakang...karena kurang Safety Judgment.....


Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun