Mohon tunggu...
Disisi Saidi Fatah
Disisi Saidi Fatah Mohon Tunggu... Blogger

Cendekia Al Azzam - Suka mengabadikan perjalanan melalui tulisan untuk dikenang di kemudian hari | Suka Buku dan Film

Selanjutnya

Tutup

Film

Yakin Nikah: Antara Cinta, Ekspektasi, dan Keberanian Menentukan Hidup

19 Oktober 2025   07:38 Diperbarui: 19 Oktober 2025   07:38 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para pemain film Yakin Nikah berpose di depan poster resmi saat acara konferensi pers. (Foto: MCC.ID/ig)

Ada satu pertanyaan yang sering kali terasa sederhana, namun sebenarnya paling rumit dijawab: yakin nikah? Pertanyaan inilah yang menjadi pusat dari film Yakin Nikah, drama romantis terbaru garapan sutradara Pritagita Arianegara, produksi Adhya Pictures, yang tayang perdana di bioskop Indonesia pada 9 Oktober 2025.

Dengan durasi 1 jam 48 menit, film ini menawarkan kisah yang manis sekaligus menyentil, mengajak penonton merenungi arti cinta, komitmen, dan tekanan sosial yang mengitari institusi pernikahan.

Film ini ditulis oleh trio Bene Dion Rajagukguk, Sigit Sulistyo, dan Erwin Wu, dengan Shierly Kosasih dan Ervina Isleyensebagai produser. Di IMDb, film ini mencatat rating tinggi 9,0/10. Namun, secara pribadi aku beri nilai 3,5/5, karena kekurangan dan kelebihannya imbang, beriringan.

Cinta, Dilema, dan Ekspektasi yang Terlalu Nyata

Ceritanya berpusat pada Niken (diperankan dengan memikat oleh Enzy Storia), perempuan modern dengan karier dan pasangan yang tampak ideal. Bersama Arya (Maxime Bouttier), hidupnya terlihat stabil, terencana, dan “siap menikah.” Namun, segalanya berubah saat Gerry (Jourdy Pranata), sang mantan kekasih, kembali hadir dan mengguncang fondasi keyakinannya.

Konflik cinta segitiga ini disajikan tanpa berlebihan. Arya digambarkan sebagai pasangan rasional dan penuh tanggung jawab, tapi sering kali terlalu sibuk untuk benar-benar hadir. Sementara Gerry menjadi simbol masa lalu yang belum tuntas - seseorang yang mewakili kehangatan dan nostalgia yang sulit dilupakan.

Di antara dua sosok inilah Niken berdiri, bimbang, takut melangkah salah, tapi juga lelah berpura-pura yakin pada sesuatu yang belum pasti.

Enzy Storia tampil luar biasa dengan gestur dan ekspresi yang natural. Senyum setengah hati, tatapan penuh ragu, hingga air mata yang jatuh bukan karena sedih semata, tetapi karena bingung menentukan arah hidup - semuanya terasa nyata.

Film ini membuat penonton tidak hanya menonton kisah cinta orang lain, tetapi juga memantulkan pertanyaan yang sama pada diri sendiri: apakah aku benar-benar yakin dengan pilihan hidupku?

Humor, Sinematografi, dan Tokoh Pendukung yang Menghidupkan Cerita

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun