Mohon tunggu...
Disisi Saidi Fatah
Disisi Saidi Fatah Mohon Tunggu... Blogger

Cendekia Al Azzam - Suka mengabadikan perjalanan melalui tulisan untuk dikenang di kemudian hari | Suka Buku dan Film

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pilar ESG Pegadaian sebagai Arah Baru Pembangunan Berkelanjutan

14 Oktober 2025   10:49 Diperbarui: 14 Oktober 2025   10:49 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pegawai Pegadaian melayani nasabah dengan ramah di loket layanan, mencerminkan komitmen terhadap pelayanan inklusif dan berkelanjutan. (Sumber: UNAIR)

Selain aspek lingkungan, Pegadaian juga serius membangun dimensi sosial melalui berbagai program pemberdayaan dan inklusi keuangan. Di sinilah pilar social dari ESG benar-benar terasa.

 Melalui program seperti The Gade Sociopreneurship Challenge (TGSC), Pegadaian membuka ruang bagi mahasiswa dan generasi muda untuk melahirkan ide usaha sosial berkelanjutan. Inisiatif ini tidak hanya melatih kepemimpinan muda, tetapi juga memupuk kesadaran bahwa bisnis dan keberlanjutan bisa berjalan beriringan.

Sementara itu, di tingkat komunitas, Pegadaian mengembangkan ratusan bank sampah binaan yang menjadi mitra ekonomi warga. Contohnya di Bekasi, Alamanda Sejahtera Waste Bank kini bukan hanya mengelola limbah, tetapi juga menjadi agen Pegadaian yang menawarkan layanan tabungan emas.

Dari sampah plastik yang dikumpulkan ibu rumah tangga, lahir peluang ekonomi baru yang menggerakkan roda kehidupan. Program seperti ini menunjukkan bagaimana Pegadaian tidak hanya “membantu” masyarakat, tapi benar-benar membangun kapasitas mereka untuk mandiri.

Pegadaian juga berperan dalam meningkatkan literasi keuangan nasional. Dengan menjangkau segmen masyarakat yang sering luput dari layanan bank, Pegadaian menghadirkan akses keuangan yang mudah, fleksibel, dan ramah. Di banyak daerah, keberadaan Pegadaian menjadi jembatan antara ekonomi informal dan sistem keuangan formal. Semua ini adalah manifestasi nyata dari nilai sosial dalam kerangka ESG: mengangkat masyarakat tanpa meminggirkan. Lli akuntabel. Pegadaian menunjukkan komitmen kuat dalam hal ini melalui penerbitan Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report) yang disusun setiap tahun. Laporan ini tidak sekadar formalitas, melainkan alat evaluasi yang menampilkan capaian dan tantangan implementasi ESG secara terbuka kepada publik.

Selain itu, Pegadaian juga terus memperkuat tata kelola internal dengan pelatihan ESG bagi karyawan, membangun sistem pengawasan risiko, dan mempersiapkan penilaian ESG independen untuk menilai kinerja berkelanjutan secara objektif. Ini penting agar prinsip ESG tidak berhenti pada level korporat, tetapi juga hidup di setiap cabang dan unit kerja di seluruh Indonesia. Dengan tata kelola yang bersih, setiap langkah keberlanjutan menjadi lebih bermakna dan dipercaya.

Namun, menjaga integritas di tengah sistem besar seperti Pegadaian tentu bukan perkara mudah. Diperlukan komitmen jangka panjang, pengawasan lintas level, dan budaya organisasi yang berakar pada nilai etika. Transparansi dan akuntabilitas bukan hanya dokumen, tapi sikap kerja sehari-hari. Dan di sinilah governance menjadi napas yang menghidupkan seluruh pilar ESG lainnya.

Ke depan, Pegadaian memiliki peluang besar untuk memperluas dampak ESG-nya. Ada lima arah strategis yang bisa terus dikembangkan: pertama, menjadikan ESG bagian dari keputusan bisnis utama, bukan sekadar program tambahan. Kedua, membuat pedoman ESG lokal agar program sesuai dengan kebutuhan tiap daerah.

Ketiga, memperkuat kolaborasi lintas sektor - antara BUMN, pemerintah daerah, universitas, dan komunitas. Keempat, membangun sistem pemantauan ESG berbasis data digital agar capaian dan evaluasi bisa diukur secara real-time. Dan terakhir, memperluas kampanye publik agar masyarakat luas terlibat dalam gerakan #mengEMASkanIndonesia.

Makna terdalam dari Pegadaian mengEMASkan Indonesia adalah mengubah sesuatu yang sederhana menjadi bernilai, sama seperti filosofi emas itu sendiri. Lewat kerangka ESG, Pegadaian bukan hanya menabung emas dalam bentuk fisik, tetapi juga menanam nilai emas dalam pembangunan bangsa: menjaga bumi, memberdayakan masyarakat, dan menjunjung tata kelola yang bersih.

Perjalanan menuju keberlanjutan memang panjang, tapi langkah-langkah nyata Pegadaian menunjukkan arah yang pasti. Ketika sampah bisa menjadi emas, ketika masyarakat kecil bisa memiliki akses keuangan yang adil, dan ketika lembaga besar memilih transparansi sebagai pijakan, maka di situlah cita-cita mengEMASkan Indonesia menemukan maknanya yang sejati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun