Di tengah tantangan global yang semakin kompleks - mulai dari krisis iklim, kesenjangan sosial, hingga tuntutan transparansi dalam tata kelola - perusahaan dituntut untuk tidak hanya mencari keuntungan, tetapi juga memberi nilai bagi masyarakat dan lingkungan.
Di sinilah konsep Environmental, Social, and Governance (ESG) menjadi tolok ukur baru bagi keberlanjutan bisnis. Salah satu BUMN yang telah menunjukkan komitmen kuat dalam hal ini adalah PT. Pegadaian (Persero), melalui gerakan bertajuk “Pegadaian mengEMASkan Indonesia”.
Gerakan ini bukan hanya slogan inspiratif, melainkan wujud nyata dari upaya Pegadaian membangun negeri dengan cara yang inklusif, berkelanjutan, dan berkeadilan.
Sejak lama Pegadaian dikenal sebagai lembaga keuangan yang dekat dengan rakyat. Dari layanan gadai hingga tabungan emas, lembaga ini hadir di jantung kehidupan masyarakat menengah bawah. Namun, beberapa tahun terakhir, Pegadaian melangkah lebih jauh: mereka tidak hanya memikirkan nasabah, tetapi juga memikirkan bumi, komunitas, dan tata kelola yang sehat.
Semangat inilah yang kemudian diwujudkan dalam berbagai program berbasis ESG - sebuah langkah yang menunjukkan bagaimana lembaga keuangan tradisional bisa bertransformasi menjadi agen perubahan sosial.
Merawat Bumi, Memberdayakan Masyarakat
Dari aspek environmental, Pegadaian menegaskan komitmennya terhadap lingkungan melalui inovasi yang menyatukan keberlanjutan dan nilai ekonomi. Salah satu program yang menonjol adalah “Memilah Sampah Menabung Emas”, yaitu inisiatif ekonomi sirkular yang mengubah sampah menjadi tabungan emas.
Lewat kerja sama dengan ratusan bank sampah binaan di seluruh Indonesia, masyarakat diajak memilah dan menabung sampah nonorganik yang kemudian dikonversi nilainya menjadi emas digital. Program ini bukan hanya memperkuat budaya daur ulang, tetapi juga mengedukasi masyarakat bahwa menjaga bumi dapat menghasilkan nilai ekonomi nyata.
Program tersebut bahkan mendapat penghargaan Indonesia Corporate Sustainability Award (ICSA) 2024 sebagai praktik ekonomi sirkular terbaik. Di balik penghargaan itu, ada pesan besar: Pegadaian berhasil membuktikan bahwa keberlanjutan tidak harus bertentangan dengan bisnis. Dengan menghubungkan konsep ekonomi hijau dengan produk keuangannya, Pegadaian membangun jembatan antara kepedulian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.
Namun, keberhasilan ini tentu tidak datang tanpa tantangan. Mengintegrasikan prinsip hijau ke dalam model bisnis memerlukan biaya, inovasi, dan konsistensi. Pegadaian masih harus memperkuat pemanfaatan energi terbarukan di kantor cabang, mengurangi jejak karbon operasional, dan memperluas kemitraan dengan komunitas lingkungan. Tapi langkah awal yang sudah dilakukan menunjukkan arah yang jelas: Pegadaian mengEMASkan Indonesia berarti juga menghijaukan Indonesia.