Mohon tunggu...
Disisi Saidi Fatah
Disisi Saidi Fatah Mohon Tunggu... Blogger

Cendekia Al Azzam - Suka mengabadikan perjalanan melalui tulisan untuk dikenang di kemudian hari | Suka Buku dan Film

Selanjutnya

Tutup

Film

Tukar Takdir: Antara Luka, Dosa, dan Kesempatan Kedua

13 Oktober 2025   07:20 Diperbarui: 13 Oktober 2025   07:20 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster film Tukar Takdir garapan Mouly Surya di XXI. (Sumber: dokpri/Cendekia)

Tidak semua film dibuat untuk sekadar menghibur. Ada film yang lahir untuk mengguncang batin penontonnya, membuat mereka berpikir ulang tentang arti hidup dan bagaimana manusia berdamai dengan takdir. Tukar Takdir, film terbaru karya Mouly Surya, adalah salah satunya.

Film ini tidak hanya menampilkan tragedi, tapi juga renungan tentang rasa bersalah, kehilangan, dan harapan yang tersisa setelah semua hancur.

Film berdurasi 1 jam 47 menit ini tayang mulai 2 Oktober 2025, dengan genre drama psikologis yang kuat. Dibintangi oleh Nicholas Saputra, Marsha Timothy, dan Adhisty Zara, film ini diproduksi oleh Starvision bersama Cinesurya dan Legacy Pictures. Di baliknya ada tangan dingin para produser Chand Parwez Servia, Riza, Rama Adi,  dan Mithu Nisar.

Dengan rating IMDb 7/10 dan secara pribadi dari aku 4/5, film ini bukan sekadar tontonan, tapi juga perjalanan spiritual yang menembus batas realitas dan perasaan manusia.

Kisah yang Menyentuh: Takdir, Duka, dan Pertukaran Nasib

Cerita Tukar Takdir berpusat pada Rawa Budiarso (Nicholas Saputra), satu-satunya penumpang yang selamat dari kecelakaan pesawat Jakarta Airways 79. Pesawat itu sempat dinyatakan hilang kontak sebelum akhirnya ditemukan dalam kondisi hancur. Rawa selamat dengan luka-luka, tapi jiwanya hancur. Ia hidup, namun tidak benar-benar merasa hidup.

Keselamatan Rawa bukan karena keajaiban semata. Sebelum keberangkatan, ia secara tak sengaja menukar tempat duduk dengan penumpang lain bernama Raldi (Teddy Syach). Raldi meninggal, sementara Rawa bertahan. Dan dari situlah rasa bersalahnya bermula.

Ia bukan hanya menjadi saksi dalam investigasi kecelakaan, tapi juga menjadi sasaran duka dari dua perempuan yang kehilangan: Dita (Marsha Timothy) istri Raldi, dan Zahra (Adhisty Zara) putri sang pilot yang turut tewas.

Dita diliputi amarah, Zahra terjebak dalam kesedihan, dan Rawa berada di tengah keduanya - sebagai simbol manusia yang selamat tapi hancur di dalam. Seiring waktu, hubungan mereka berkembang. Dari kebencian muncul pengertian, dari luka muncul kedekatan, hingga Rawa perlahan menemukan secercah alasan untuk tetap hidup.

Film ini menelusuri perjalanan batin tiga manusia yang terhubung oleh tragedi yang sama. Masing-masing mencoba menerima bahwa takdir tidak selalu bisa dijelaskan, dan hidup harus terus berjalan, meski penuh kehilangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun