Mohon tunggu...
Disisi Saidi Fatah
Disisi Saidi Fatah Mohon Tunggu... Blogger

Cendekia Al Azzam - Suka mengabadikan perjalanan melalui tulisan untuk dikenang di kemudian hari | Suka Buku dan Film

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Jika Garuda Benar-Benar Tampil di Piala Dunia, Saya Siap Lari 7 Hari!

7 Oktober 2025   12:15 Diperbarui: 7 Oktober 2025   15:50 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Format baru Piala Dunia 2026 yang menambah jumlah peserta membuka peluang lebih luas. Siapa tahu, inilah waktunya Indonesia mencatat sejarah baru: pertama kalinya tampil di panggung sepak bola paling bergengsi dunia.

Kalau hal itu benar-benar terjadi, saya ingin sekali menonton langsung ke stadion di Amerika Serikat. Bayangkan duduk di tribun, mengenakan merah putih, dan mendengar lagu kebangsaan berkumandang di antara sorak penonton dari berbagai negara. Pasti dada ini akan sesak oleh haru dan bangga. Tapi tentu, tidak semua impian semudah itu diwujudkan. Butuh biaya besar, waktu panjang, dan mungkin sedikit keberuntungan.

Namun seandainya takdir belum mengizinkan menonton langsung, menonton dari rumah pun tidak mengurangi rasa bahagia. Bisa jadi malah lebih hangat - nonton bareng keluarga atau tetangga, berteriak tiap kali bola hampir masuk, atau menahan napas bersama ketika lawan menyerang. Kadang, kebahagiaan itu sesederhana duduk di depan layar, bersama orang-orang yang mencintai negeri yang sama.

Sebagai bentuk dukungan pribadi, saya punya janji kecil yang ingin saya laksanakan. Jika Indonesia benar-benar lolos ke Piala Dunia 2026, saya akan lari maraton keliling sekitar rumah selama tujuh hari berturut-turut, minimal lima kilometer setiap harinya.

Kedengarannya konyol, tapi bagi saya, itu simbol kebahagiaan dan perayaan. Lari itu seperti metafora: tentang semangat yang tidak berhenti, tentang napas yang tersengal tapi terus berjuang, seperti Garuda yang tetap mengepakkan sayapnya di tengah badai.

Namun di luar euforia dan imajinasi itu, ada makna yang lebih dalam dari sekadar sepak bola. Piala Dunia, sejatinya, bukan hanya ajang adu kemampuan atletik. Ia adalah panggung besar tempat bangsa-bangsa menunjukkan jati diri.

Ketika Indonesia berdiri sejajar dengan Brasil, Argentina, atau Jerman, itu bukan hanya kemenangan di lapangan. Itu adalah pengakuan dunia bahwa bangsa ini mampu. Bahwa kita tidak hanya menjadi penonton di tribun, tetapi bagian dari cerita besar sepak bola global.

Bagi negara dengan sejarah panjang dan pasang-surut prestasi seperti Indonesia, lolos ke Piala Dunia akan menjadi bentuk penebusan. Penebusan atas puluhan tahun perjuangan, atas air mata suporter yang tetap setia meski sering kecewa, dan atas mimpi yang tak pernah padam meski sering diremehkan.

Bayangkan, jika hari itu datang - seluruh negeri mungkin akan berhenti sejenak. Jalanan sunyi, televisi menyala di tiap rumah, dan jutaan pasang mata menatap layar dengan doa yang sama: semoga Garuda menang. Air mata akan tumpah, bukan karena sedih, tapi karena bangga.

Lebih dari sekadar euforia, sepak bola mengajarkan bahwa tidak ada yang mustahil bagi bangsa yang bersatu, disiplin, dan percaya diri. Timnas Indonesia adalah cermin kita semua - kadang jatuh, sering diremehkan, tapi selalu punya semangat untuk bangkit lagi. Dan bukankah itu pula yang seharusnya menjadi semangat hidup bangsa ini? Untuk tidak berhenti berharap, meski dunia sering membuat kita ragu?

Entah nanti Indonesia benar-benar lolos atau belum, cinta kita kepada Garuda tak boleh padam. Karena mencintai tim nasional sama artinya dengan mencintai negeri sendiri: ada kecewa, ada air mata, tapi selalu ada alasan untuk percaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun