Mohon tunggu...
Disisi Saidi Fatah
Disisi Saidi Fatah Mohon Tunggu... Blogger

Cendekia Al Azzam - Suka mengabadikan perjalanan melalui tulisan untuk dikenang di kemudian hari | Suka Buku dan Film

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Aroma Kopi Lampung dan Cerita yang Tak Pernah Usai

7 Oktober 2025   08:53 Diperbarui: 7 Oktober 2025   08:53 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
DWK Coffee Robusta Lampung, racikan UMKM Dapur Way Kanan dengan cita rasa kuat & halus di lidah. Nikmatnya benar-benar di hati. (Sumber: dapurwaykan)

Ketika Lidah Menemukan yang Baru

DWK Coffee Robusta Lampung, racikan UMKM Dapur Way Kanan dengan cita rasa kuat & halus di lidah. Nikmatnya benar-benar di hati. (Sumber: dapurwaykan)
DWK Coffee Robusta Lampung, racikan UMKM Dapur Way Kanan dengan cita rasa kuat & halus di lidah. Nikmatnya benar-benar di hati. (Sumber: dapurwaykan)

Suatu waktu, saya menemukan rasa lain yang membuat lidah saya jatuh cinta: DWK Coffee Robusta Lampung, produksi UMKM Dapur Way Kanan (DWK). Kopi ini saya dapat dari Mbak Halimatus Sa'diyah yang merupakan owner dari DWK. Dari kemasannya saja sudah menarik perhatian, apalagi aromanya, bueeh... langsung membangunkan indera.

DWK Coffee punya karakter kuat, tapi halus di tenggorokan. Tidak banyak ampas, tidak asam, dan yang paling penting nyaman di lambung. Rasanya pekat, tapi bersih. Bagi penikmat kopi hitam tanpa gula seperti saya, ini semacam hadiah kecil yang jarang ditemui dari produk kopi sachet.

Waktu itu saya langsung beli enam bungkus ukuran 250 gram. Maklum, saya sedang merantau di Jawa, jadi sekalian buat stok. Sebagian bungkusnya malah saya jadikan oleh-oleh untuk sohib saya di majelis, kebetulan juga tetangga dekat. Rasanya ingin berbagi kenikmatan kopi lokal yang menurut saya begitu istimewa, karena jarang ada racikan sederhana yang bisa menyentuh lidah sebaik itu.

Sayangnya, lokasi UMKM-nya cukup jauh dari tempat tinggal saya. Setelah persediaan habis, saya belum sempat pesan lagi. Apalagi sekarang saya sering mendapat kiriman kopi dari teman literasi di Jawa - kopi khas Garut yang juga punya karakter kuat dan aroma yang menggoda.

Meski begitu, dalam diam, saya masih ingat betul rasa DWK Coffee itu: rasa yang sederhana, tapi istimewa. Suatu waktu nanti, ketika saya kembali berkunjung ke Way Kanan, saya pasti akan membeli lagi kopi itu, sebagai cara kecil untuk pulang lewat rasa yang tak tergantikan.

Saya percaya bahwa banyak kopi lokal yang sebenarnya punya mutu luar biasa. Hanya saja, mereka belum banyak dikenal karena keterbatasan distribusi atau promosi. Padahal, di setiap racikan mereka tersimpan kerja keras, cinta, dan cita rasa yang autentik.

Secangkir Pahit, Segelas Makna

Setiap orang punya alasan sendiri untuk memilih kopi favoritnya. Ada yang memilih karena harga, ada yang karena rasa, dan ada juga karena kenangan di baliknya. Saya termasuk yang terakhir, karena setiap tegukan kopi seakan membawa pulang ingatan.

Kopi bukan cuma tentang kafein yang membangunkan, tapi juga tentang ruang hening yang memberi kita jeda dari riuhnya hari. Ia adalah teman diam yang tahu kapan harus hadir tanpa banyak bicara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun