Mohon tunggu...
Disisi Saidi Fatah
Disisi Saidi Fatah Mohon Tunggu... Blogger

Cendekia Al Azzam - Suka mengabadikan perjalanan melalui tulisan untuk dikenang di kemudian hari | Suka Buku dan Film

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Refleksi Khutbah Jum'at: Menghidupkan Nilai Dalam Usia yang Terus Berkurang

4 Juli 2025   13:57 Diperbarui: 4 Juli 2025   13:57 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Refleksi khutbah Jum'at sebagai perenungan atas usia kita. (Foto oleh Baitulmall Muamalat)

Menyambut Muharram dengan Jiwa yang Terbarukan

Setiap kali tahun baru Hijriah datang, kita dihadapkan pada pilihan: ingin menjadi pribadi seperti apa tahun ini? Apakah hanya menambah usia tanpa menambah manfaat? Atau justru menjadikan setiap tahun sebagai peluang memperbaiki diri?

Refleksi ini sangat relevan di zaman kita sekarang. Hidup dengan media sosial yang penuh distraksi, mudah membuat kita terlena membandingkan hidup dengan orang lain. Kita sibuk menambah pengikut, tapi lupa menambah amal. Sibuk mempercantik tampilan, namun lupa memperkaya isi.

Padahal, sebagaimana sabda Nabi, Khoirunnas anfauhum linnas - "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain." (HR. Ahmad). Maka, tahun baru bukan sekadar ganti kalender, melainkan momen untuk mengisi ulang energi hidup agar lebih bermakna, bukan sekadar berjalan di tempat.

Menghitung Usia dengan Amal, Bukan Angka

Bagaimana bila kita mulai tahun ini dengan mengubah cara kita menghitung usia? Bukan hanya berapa tahun yang sudah kita lalui, tapi berapa amal yang sudah kita tanam? Bukan hanya ulang tahun yang dirayakan, tapi juga ulang amal yang dipertahankan.

Coba kita tulis: tahun lalu, berapa banyak waktu yang kita habiskan untuk hal berguna? Berapa banyak senyum yang kita bagi, tangan yang kita tolong, atau ilmu yang kita bagi? Jika jawabannya belum banyak, maka inilah waktunya memperbaiki.

Tidak perlu langsung menjadi ulama besar atau penulis kitab. Menjadi pribadi yang lebih baik bagi keluarga, lebih jujur di tempat kerja, lebih sabar di jalan raya, juga bagian dari amal yang memberkahi usia.

Ketika nanti usia biologis kita berhenti, akankah usia kronologis kita terus hidup dalam kebaikan? Ataukah semuanya menguap begitu saja, seolah kita tak pernah ada?

Mari kita isi tahun baru Hijriah ini dengan semangat memperpanjang usia dalam arti keberkahan. Bukan karena ingin dikenang, tapi karena ingin bertanggung jawab. Bukan demi popularitas, tapi demi nilai-nilai abadi yang bisa kita pertanggungjawabkan di hadapan-Nya.

Karena sejatinya, usia itu bukan tentang seberapa lama kita hidup, tapi seberapa bernilai hidup kita bagi sesama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun