Mohon tunggu...
Disisi Saidi Fatah
Disisi Saidi Fatah Mohon Tunggu... Blogger

Cendekia Al Azzam - Penyuka warna biru yang demen kopi hitam tanpa gula | suka mengabadikan perjalanan melalui tulisan untuk dikenang di kemudian hari | Suka Buku dan Film

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Darul Amal, Halal Bihalal, dan Pengingat Diri

1 April 2025   02:15 Diperbarui: 1 April 2025   02:40 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nuansa shalat idul fitri (Sumber: Habib Abdul Qodir Ba'bud/istimewa)

"Allaahu akbar, Allaahu akbar, Allaahu akbar. Laailaaha illaallaahu wallaahu akbar. Allaahu akbar wa lillaahil hamdu."

Gema takbir hari raya Idul Fitri 1446 hijriah saling bersahutan dari masjid hingga surau-surau kampung. Ahad, 31 Maret 2025 menjadi awal bulan Syawal, resmi sudah bulan suci ramadan 'pulang' meninggalkan rumah orang-orang muslim setelah sebulan lamanya bertamu.

Ada rasa bahagia menyambut hari yang fitri, di sisi lain ada sedih bersemayam dalam lubuk hati terdalam. Ada tangis menyembunyikan tampaknya, berpura-pura jika semua baik-baik saja.

Pagi ini, alarm ponsel nasih berdering sama sebagaimana malam-malam ramadan, tepat pukul setengah tiga dini hari atau jam dua lewat tiga puluh menit. Setelah duduk sejenak melepas kantuk sembari mengumpulkan nyawa, aku segera bergegas dengan sigap menuju dapur usai aroma gosong tercium pekat oleh hidung. Rupanya kue terakhir yang dipanggang oleh saudariku telah gosong, saking terlalu lama ditinggal ketiduran.

Menjelang subuh itu aku bersyukur sebab telah dibangunkan dengan keadaan sehat dan segar. Untungnya semua baik-baik saja, meski bau gosong telah memenuhi dapur minimalis rumah kami, semua tetap aman terkendali. Berkat alarm ponsel aku bisa bangun lebih awal sebagaimana malam-malam ramadan untuk santap sahur, masih bisa merayu-Nya di sepertiga malam terkahir melalui doa-doa di malam yang fitri. Dan, tentunya menikmati mandi subuh yang memberi banyak manfaat bagi diri. 

        Baca juga: Tiga Hal yang Perlu Dihindari, Agar Tidak Merusak Hari Rayamu

Udara segar pagi kemarin terasa sejuk untuk dihirup, decak semangat menyertai diri untuk segera bergegas menuju masjid. Bersamaan dengan waktu ketika seberkas sinar mentari mulai meninggi dengan ketinggian seukuran tombak, kami melepas langkah menuju Masjid Darul Amal, Blok Banten di Kelurahan Seputih Jaya, Kecamatan Gunung Sugih, Kabupaten Lampung Tengah. 

Dengan semangat yang masih menyala penuh energi positif usai diisi dengan tetesan cahaya keimanan pada ramadan sebulan lamanya. Aku melangkah dengan percaya diri memasuki ruang masjid yang tak begitu besar, namun cukup menampung hingga ratusan jamaah. Dua rakaat dilaksanakan sebagai penghormatan kepadanya yang menjadi rumah ibadah umat muslim, lalu turut bersama menyenandungkan gema takbir dengan jamaah lainnya. Masha Allah, indahnya kalimah itu, sederhana dan bermakna, menggetarkan jiwa.

Pagi ini masjid ramai disesaki masyarakat yang berbondong-bondong guna melaksanakan shalat idul fitri. Laki, perempuan, anak-anak, remaja, hingga orang dewasa. Baik yang berpuasa dan menjalankan ibadah dengan sungguh-sungguh ataupun hanya sekadar menjalani 'bulan puasa' wallahu alam. Semua bahagia, semua menikmati hari kemenangan bersama.

Usai Muroqi (Bilal) yang dipimpin oleh Pak Muarif, Ketua RT setempat - menyeru agar jamaah siap-siap untuk mendirikan shalat dengan mengumandangkan kalimat tarqiyyah; "As-shalaah... As-shalaah... As-shalaata(u) sunnatan li 'iidil fithri jaami'ah rahimakumullāh." Semua berdiri dengan tertib dan rapi, menata hati menghadap ilahi rabbi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun