Adinda Dhia Dimitri atau yang akrab disapa Dinda mengungkapkan rasa senang yang tak terhingga usai mendapat kabar dirinya terpilih sebagai wakil Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, - menjadi pelengkap wakil ketujuh untuk Provinsi Jakarta dalam pemilihan Puteri Indonesia (PPI) 2025 pada Mei mendatang.
Siapa sangka None Jakarta Pusat 2020 yang juga merupakan lulusan Pendidikan Bahasa Prancis dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) ini berhasil mewujudkan impian masa kecilnya untuk menjadi seorang Puteri Indonesia. Dari seorang barista yang tengah disibukkan dengan tanggungjawabnya sebagai shift supervisor di salah satu kedai kopi di Jakarta, menuju panggung megah Puteri Indonesia 2025.Â
Perjalanannya dimulai dari terpilihnya ia sebagai Puteri Indonesia Jakarta Favorit pada audisi pusat tahap kedua yang digelar oleh Yayasan Puteri Indonesia (YPI) dan Mustika Ratu di Graha Mustika Ratu di Jakarta Selatan, pada 28 Februari lalu.
Sebagai Puteri Favorit, Dinda dan lainnya berhak mengikuti sesi voting yang melibatkan masyarakat umum untuk memperebutkan 6 spot finalis yang akan melengkapi jajaran 45 finalis dalam pagelaran PPI 2025.Â
Meski ia sering kali menduduki peringkat teratas saat voting berlangsung, Dinda harus mengikhlaskan impiannya mundur selangkah, sebab pada detik-detik akhir penutupan voting ia berhasil ditikung oleh finalis lain. Dinda berada di posisi kelima, sedangkan finalis terpilih dalam sesi voting tahap pertama hanya diambil 4 saja.
Dara kelahiran Jakarta, 29 Juni 1997 yang memiliki darah keturunan Betawi dari sang ibu dan Jawa dari sang ayah ini sudah pasrah dan berserah diri kepada Allah terkait impian masa kecilnya untuk menjadi seorang Puteri Indonesia. Ia percaya rezeki dan takdir tidak pernah ditukar maupun diambil orang lain tanpa seizin Sang Maha Kuasa. Dengan bantuan keluarga, teman-teman, serta para pecinta kontes kecantikan (Pageant Lovers) akhirnya ia lolos sebagai finalis dan berhak menjadi wakil DKI Jakarta 7 di panggung Puteri Indonesia 2025 usai memenangkan voting pada sesi kedua dengan perolehan voting sebanyak 31,13%.
Terkait persiapan, Purna Paskibraka Indonesia DKI Jakarta 2013 ini mengaku cukup banyak yang harus dipersiapkan, baik secara rohani, fisik, mental, maupun material. Oleh karenanya ia membuka ruang bagi sesiapa saja yang ingin bekerjasama dan menjadi sponsor dirinya dalam pemilihan Puteri Indonesia. Baik dari segi fashion designer, fashion stylist, hair stylist, fotografer, videografer, hingga multimedia editor. Bagi yang berminat bisa menghubungi rekannya melalui akun instagram @ipclass.
Saat ditanya tentang advokasi yang akan dibawakan di panggung Puteri Indonesia, Dinda mengatakan akan membawakan pelestarian budaya tari Indonesia yang berfokus pada teman tuli. Sebagai seorang penari yang juga bisa berbahasa isyarat, ia merasa bahwa semua orang berhak dan wajib untuk melestarikan budaya Indonesia tanpa melihat latar belakangnya.
Bersama sanggar tari dan guru tari tuli di seluruh Indonesia, mahasiswi berprestasi Fakultas Bahasa dan Seni UNJ 2018 ini yakin jika budaya tari akan dapat terus berkembang tanpa ada yang tertinggal. Sebagaimana pepatah mengatakan;Â "bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai dan mencintai budayanya."Â
Dara yang pernah menjadi mahasiswa pendamping disabilitas UNJ 2016 ini berharap nantinya dapat menjalani proses pemilihan di kancah nasional dengan lancar dan baik, berproses bersama para Puteri yang lain. Untuk target sendiri, Dinda membidik gelar Puteri Indonesia Pendidikan dan Kebudayaan, menurutnya titel Puteri Indonesia yang satu ini amat sesuai dengan latar belakang dirinya yang berfokus pada pendidikan dan pelestarian budaya.