Mohon tunggu...
I Putu Dharmanu Yudartha
I Putu Dharmanu Yudartha Mohon Tunggu... pegawai negeri -

give me the truth

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Revolusi dari Desa dalam Menciptakan Kemandirian

27 November 2014   18:44 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:42 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Judul Buku       : Revolusi dari Desa : Saatnya dalam Pembangunan Sepenuhnya kepada Rakyat

Pengarang       : DR.  Yansen TP, M.Si

Penerbit          : PT. Elex Media  Komputindo

Tahun Terbit   : 2014

Jumlah Halaman : xxviii + 180

ISBN                 : 978-602-02-5099-1

Revolusidari Desa dalam Menciptakan Kemandirian

Desa telah lama ada sebelum bangsa ini merdeka, desa menjadi penopang kehidupan kota hingga saat ini. Tetapi dalam perjalanan pembangunan, desa hanya dijadikan simbol dari pembangunan tanpa dirasakan secara nyata oleh masyarakatnya. Desa saat ini hanya menjadi ladang investasi, kehidupan desa berubah dari pertanian, perikanan,perkebunan menjadi prabrik-prabrik sampai perumahan. Hilangnya jati diri desa inilah yang merubah wajah bangsa ini menjadi bangsa yang lebih banyak bergantung kepada bangsa lain dalam memenuhi kebutuhannya. Kesejahteraan masyarakat pun mulai bergeser atau terpusat di perkotaan, desa lebih banyak menggambarkan penderitaan kaum petani ketika lahan pertaniannya kering atau ketika tidak bisa melaut karena cuaca buruk dan kelangkaan BBM. Inilah gambaran kehidupan desa ketika pembanguan tidak dirasakan oleh desa.

Berbagai permasalahan yang ada di desa medorong DR. Yatsen TP, M.Si membuat kebijakan revolusioner yaitu melalui pembangunan dari desa di Kabupaten Malinau. Kebijakan ini digambarkan dalam buku “Revolusi Dari Desa : Saatnya Dalam Pembangunan Percaya Sepenuhnya Kepada Rakyat”. Buku ini berisi sebuah gagasan dan langkah visioner dalam membangun desa. Karena pembangunan di desa dalam implementasinya dengan pendekatan top-down, artinya pembangunan yang dirumuskan pemerintah pusat cenderung tidak tepat sasaran terhadap permasalahan yang ada (khususnya di desa). Hal ini yang menjadi kritik oleh penulis tetapi juga menjadi tantangan untuk merubah situasi yang ada yaitu melalui revolusi dari desa. Melalui GERDEMA menjawab tantangan ada yaitu mendorong desa menjadi pondasi pembangunan. GERDEMA menjadi langkah revolusioner dan visioner yang coba dibagikan kepada semua orang yang membaca buku ini. Kebijakan GERDEMA ingin mengatasi permasalahan di desa yaitu dari hulu ke hilir sehingga diharapkan mampu meningkatkan pembangunan sampai kesejahteraan desa di Kabupaten Malinau. Penulis mencoba merangkai makna revolusi menjadi Inovasi. Inovasi adalah kunci dari suatu pembangunan tetapi harus sesuai dengan visi-misi daerah tersebut.  (halaman 13). Ketika pemerintah mulai sadar akan hal tersebut maka dilakukan perubahan melalui UU Desa hingga  UU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, sebuah Desa Malinau sudah jauh melangkah kedepan dalam membangunan kemandirian yaitu melalui GERDEMA. (halaman 44).

Maka ketika membaca buku ini dapat disimpulkan bahwa penulis  memberi contoh nyata akan suatu kemandirian di desa. Desa harus mampu membangun berdasarkan potensi yang dimiliki daerah, tidak lagi menunggu kebijakan pemerintah pusat yang belum tentu revelan dengan kondisi di daerah. Buku ini juga memaparkan indikator keberhasilan program GEDERMA, dari program ini yang menarik berkaitan dengan nilai capaian yaitu tidak hanya pada output tetapi lebih jauh yaitu pada outcome yaitu memberdayakan masyarakat desa di kabupaten Malinau. (halaman 136). Hal ini yang membuat menarik dalam membaca buku ini menjadi sumber inspirasi.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun