Mohon tunggu...
Okia Prawasti
Okia Prawasti Mohon Tunggu... Content Writer -

Interested in movies, lifestyle, fashion, popular news and complicated relationship.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Tren "FoodPorn", "FoodGasm", dan Jatuh Cinta pada Pandangan Pertama

14 September 2018   11:55 Diperbarui: 14 September 2018   19:06 2003
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foodforfitness.co.uk

Alih-alih menjual rasa, menyodorkan tampilan menggoda dan dengan bantuan sosial media, kini mampu mendatangkan laba.

Mungkin kita lupa makanan apa yang pertama kali kita makan, mungkin juga lupa akan jenis rasa yang pertama kali meninggalkan kesan di lidah, tapi, kemungkinannya besar jika makanan itu merupakan makanan buatan Ibu, atau juga makanan yang dimasak di rumah.

Istilah makanan kekinian, hits dan populer yang berhasil merebut rasa ingin tahu para netizen dan juga citizen, perlahan-lahan mengalihkan perhatian dan ingatan mereka akan kenikmatan sederhana yang sudah pernah dikecap oleh lidah.

Dari sekian banyak istilah millenial yang muncul sebagai hashtag wajib pelengkap Instagram post, ada dua terms yang lumayan bikin kepo. FoodPorn & FoodGasm, they sound freak but pretty cool. 

Makna dari kedua istilah tersebut bisa dijabarkan sekreatif mungkin dari kata-kata itu sendiri. FoodPorn = makanan porno, tidak selalu berarti negatif, makna kontekstual dari FoodPorn merujuk pada tampilan visual makanan yang mampu menimbulkan hasrat ingin makan, menggugah selera dan yang lebih magical bisa merangsang air liur menetes.

Istilah FoodPorn sudah ada sejak tahun 1980, dimana FoodPorn menjadi transaksi linguistik dalam cara seseorang menafsirkan makanan dan sensasi makanan berdasarkan sejarah yang berkembang sebelumnya mengenai eksplorasi terhadap makanan secara mendetail dan spesifik (Mcbride, 2010).

Tren FoodPorn di era social media mendatangkan peluang baru bagi para pakar kuliner khususnya para Food Stylish untuk memamerkan keahliannya 'mendandani' makanan agar secara tampilan bisa menggoda, mengirimkan khayalan-khayalan cara makan,yang mungkin membawa kenikmatan kepada otak kita, dan yang paling dibutuhkan, mampu menghinoptis banyak orang untuk mengeluarkan banyak uang demi makanan tersebut.

One thing lead to another, seolah-olah opportunity berpihak pada para pebisnis kuliner atau juga start up yang mengurusi urusan makanan, food online ordering semakin melebarkan 'wilayah kekuasaannya' dengan menggandeng beragam merchants sebagai mitra dan memanen laba, dengan foto/tampilan makanan yang bisa bikin jatuh cinta, sebagai modal utama.

Strategi ini masih dirasa masuk akal, karena sebagian besar, tampilan makanan yang memancing selera dan terlihat artistik selalu menuntut harga lebih, dan bagi para food mania di luar sana, dengan memposting gambar makanan populer di akun nstagram mereka, kepuasannya seolah terbayar dengan harga makanan yang dibeli.

Mendapat rasa senang yang tak biasa karena mengikuti tren jajanan hits yang fotogenic dan pastinya FoodPorn banget, belum tentu semua orang setuju dengan istilah FoodPorn saja. Seolah tak cukup hanya dengan mengusik mata dan memicu nafsu makan, istilah lain muncul dan menambah makna baru.

FoodGasm. Secara sederhana, Nugroho (2015: 149) mendefinisikan FoodGasm sebagai 'sensasi menyenangkan saat makan'. Dan sensasi yang dimaksud sebenarnya bukan berarti datang dari rasa yang lezat, namun efek seru yang berbeda yang bisa dirasakan dari perpaduan rasa dan cara menikmati makanan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun