Mohon tunggu...
ELFIZON AMIR
ELFIZON AMIR Mohon Tunggu... Dokter - profesional

Lahir di Solok

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bingung di Tengah Kegentingan

6 April 2020   21:41 Diperbarui: 6 April 2020   21:39 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Media sosial sangat membantu dalam mendapatkan informasi, terutama pada saat mengikuti program di rumah saja.  Berbagai informasi muncul di grup whatsapp, facebook, twitter dan instagram.  Setiap jam, bahkan menit kiriman baru datang walau kadang kiriman yang berulang karena dikirim oleh orang yang berbeda pada waktu yang berbeda.

Hanya saja informasi dimedia sosial, sering membuat kita bingung, karena informasinya sering berbeda dengan media mainstream.  Pernyataan badan resmi sering mendapat penolakan dan bahkan bulian di media sosial.  Website resmipun tidak luput dari hal yang sama.  Terlihat dimedia sosial semua bebas menyatakan pendapat, semua punya hak untuk menolak dan mengemukakan penolakan atau penerimaannya pada orang lain.

Mungkin ini tidak berdampak banyak dikala situasi dalam keadaan normal,  disaat semua orang punya kesempatan untuk berfikir dan berdiskusi guna memilih pernyataan siapa yang pantas diikuti.

Tapi sangat tidak baik jika ini berkembang dikala situasi darurat yang sikap harus diambil cepat untuk mencegah agar jangan timbul akibat yang lebih buruk.

Di saat ini perlu pernyataan resmi tunggal yang harus diikuti oleh semua orang.  Tidak perlu ada pernyataan lain yang berseberangan atau pernyataan lain yang membuat masyarakat menjadi bingung.

Banyaknya para ahli, menunjukkan bangsa ini maju dalam pendidikan. Banyaknya para ulama menunjukkan pendidikan  dan kaderisasi ulama berjalan baik.

Tapi ketika semua para ahli dan ulama melemparkan pendapatnya ke publik yang suka tidak suka pendapat mereka akan berbeda karena latar belakang keilmuan yang berbeda, menyebabkan masyarakat bingung.  Tidak tahu mereka mana yang harus diikuti, karena terlihat semuanya benar.

Depkes meminta masyarakat untuk menjaga jarak agar proses penularan virus bisa diputus, tapi mereka yang ahli virus menyatakan bahwa  tidak ada masalah dengan bis tanpa pendingin udara, karena virus bisa mati di suhu panas.

Ketika ahli kedokteran menganjurkan untuk menggunakan masker dan sering cuci tangan karena virus menyebar secara droplet dan bisa menempel dibenda yang sering disentuh, aparat bahkan melakukan semprotan di lapangan dan menyemprot pohon yang jarang disentuh dan tidak mungkin kena droplet saat batuk.

Masyarakat semakin bingung ketika fatwa MUI untuk tidak melaksanakan shalat jama'ah di masjid dan shalat jum'at diganti dengan shalat zuhur, ditolak oleh yang mengaku ulama. Semua seperti punya hak untuk mengeluarkan fatwa ditengah situasi yang tidak menentu.  Dengan berbagai dalil yang mendukung pendapatnya, semuanya dibagi di media sosial.  Bukankah MUI juga punya dalil dalam mengeluarkan fatwa?.  

Agar kebingungan ini tidak berlanjut dan tidak menyebabkan ummat terpecah dalam mengambil sikap terutama disaat darurat seperti saat ini, sebaiknya mereka yang punya ilmu dan keahlian, bisa menahan diri.  Sampaikanlah ilmunya di forum resmi kalangan ilmuwan untuk didiskusikan, jangan lemparkan langsung ke publik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun