Heboh, begitulah gambaran yang muncul saat merebaknya informasi, sekitar percobaan Kudeta pada dini hari lalu tanggal 16/07/2016, terhadap Pemerintahan sah Republik Turki, dibawah kepemimpinan Recep Tayeb Erdogan.
Lucunya, beberapa media lokal Timur Tengah seperti di Mesir dan Uni Emirate Arab termasuk tanah air, mereka langsung mendistribusikan berita bohong tentang keberhasilan faksi militer Turki melakukan kudeta terhadap presiden sah Republik Turki Recep Tayeb Erdogan. Dengan menambah penggalan berita, jika Erdogan malah sudah melarikan diri via Airport Attaturk untuk mencari suaka politik di Jerman.
Dengan penuh percaya diri, media-media mentreng tersebut langsung mencetak dan mendistribusikan berita bohong yang mereka dapat dari sumber istimewa, tanpa menunggu serta melakukan cross check terhadap perkembangan proses kudeta yang ada di lapangan terlebih dahulu, yang ternyata berakhir dengan Gagal Total. Sebab, jutaan rakyat Turki yang cinta demokrasi sudah keburu turun ke jalan-jalan guna menghadang langsung aksi kudeta, setelah mendapat sinyal dari Presiden Erdogan melalui layanan Skype.
Di Turki sendiri, media-media mengekspos bahwa sosok  Kolonel Muharrem Kose,  disebut-sebut sebagai sosok inti dibalik upaya kudeta yang berlangsung di Turki. Seperti yang diberitakan oleh kantor berita Turki, Anadolu News Agency, Kose bukanlah anggota militer aktif. Malah dia diketahui telah dipecat secara tidak hormat dari militer Turki pada bulan Maret lalu, karena terindikasi memiliki hubungan khusus dengan tokoh anti-pemerintah yang saat ini berada di Amerika Serikat (AS), Fethullah Gulen.
 Bahkan, dalam beberapa kali pidato yang disampaikan oleh Erdogan dihadapan rakyatnya. Ia menuding langsung, bahwa grand design operasi kudeta Turki ada di Pensylvania Amerika Serikat, yaitu Kelompok Gulen, yang beberapa tahun lalu malah menjadi partner politik Erdogan di AKP. Namun karena visi politik yang tidak ada titik temu, akhirnya Fethullah Gulen lebih nyaman melancarkan aksi politiknya dari luar Turki.
Banyak analis politik menuding, bahwa kudeta militer Turki kali ini dilatarbelakangi oleh keresahan militer, terkait haluan politik Erdogan yang diyakini banyak kalangan berusaha menghilangkan budaya sekuler Turki, yang sudah mulai mengakar di negeri para Sultan itu.
Namun fakta yang ada di lapangan tidak mendukung tudingan tersebut, dan tidak segampang itu Erdogan berani menghapuskan budaya sekuler yg sdh mulai mengakar di Turki, dijamin pasti akan terjadi chaos besar. Buktinya, di Turki sendiri dimana mana kita mash dapat melihat foto-foto Kemal Ataturk (Bapak Sekuler Turki) terpampang besar di gedung-gedung dan tepi jalan. Yang betul, Erdogan hanya mulai memberikan kelonggaran kepada rakyatnya untuk menjalankan syriat Islam secara bebas tanpa kungkungan. Termasuk memakai hijab di ruang terbuka umum serta atribut islam lainnya, yang sebelumnya memang dilarang keras.
Malah terindikasi, bahwa pelaku kudeta hanya sebagian pecundang yang ada di faksi kecil militer Turki dan di kompori oleh kelompok Gulen yang menetap di luar Turki. Maklum, selama pemerintahan Erdogan yg bersih dan amanah, mereka tidak mempunyai kesempatan lagi untuk melakukan neko-neko, karena rakyat langsung yang mengawal pelaksanaan negara.
Salam Kudeta Gagal.