Mohon tunggu...
Ignasia Kijm
Ignasia Kijm Mohon Tunggu... Wiraswasta - Senang mempelajari banyak hal. Hobi membaca. Saat ini sedang mengasah kemampuan menulis dan berbisnis.

Senang mempelajari banyak hal. Hobi membaca. Saat ini sedang mengasah kemampuan menulis dan berbisnis.

Selanjutnya

Tutup

Money

Dukungan Transportasi terhadap UKM

12 November 2019   23:29 Diperbarui: 12 November 2019   23:36 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transportasi tak dapat dipisahkan dari ekonomi suatu bangsa. (sumber foto: https://motionupdate.com)

Dengan potensi luas wilayah serta jumlah penduduk yang dimiliki, Indonesia berpeluang menghasilkan UKM yang memadai. Hanya saja untuk memaksimalkan potensi tersebut, perlu dukungan infrastruktur, salah satunya transportasi.

Sulitnya distribusi barang akibat minimnya infrastruktur menyebabkan UKM sulit berkembang. Padahal jika dilihat dari kualitas produk UKM yang dihasilkan, kualitasnya tidak kalah saing. Kelancaran lalu lintas diharapkan mendorong pelaku UKM mensuplai kebutuhan yang ada. Pelaku UKM akan tumbuh dengan sendirinya. Tentunya ketika mereka tumbuh dengan ekonomi yang sama, mereka bisa menyejahterakan masyarakat.

Presiden Jokowi pernah menyampaikan, momen sejarah bagi kita semua untuk bergerak bersama. Bekerja, bekerja dan bekerja. Selama lima tahun Indonesia telah fokus dan memberikan perhatian terbesar dalam bidang pembangunan infrastruktur. Infrastruktur-infrastruktur inilah yang akan membawa kita menang dalam berkompetisi, bersaing dengan negara-negara lain.

Pada 2015 sampai Juni 2019 tercatat 980 km pembangunan jalan tol dengan rata-rata 292 km pembangunan jalan tol setiap tahunnya. Pada 2015 sampai 2018 tercatat 3.387 km pembangunan jalan nasional dengan 759 km pembangunan jalan nasional setiap tahunnya. Sementara itu pada 2015 sampai 2018 tercatat 16,63 km pembangunan jembatan dengan rata-rata 6,8 km pembangunan jembatan setiap tahunnya.

Pelabuhan dan bandara mampu menghubungkan pulau-pulau. Jalan dan jembatan sebagai jalur angkutan dan logistik. Tak ada jalan lain, Indonesia bisa menjadi bangsa yang maju.

Ini masanya kompetisi. Tol harus dipersiapkan dengan baik. Jangan sampai hasil pembangunan tidak memberikan makna bagi masyarakat. Mereka harus mendapat manfaat finansial, ekonomi, dan sosial.

Aspek ekonomi adalah hal penting untuk negeri ini. Sinkronisasi dan harmonisasi mutlak diperlukan. Integritas menjadi panglima. Profesionalisme sebagai bendera. Bagaimana akselerasi pengembangan ekonomi daerah di balik ketersediaan infrastruktur. Pengembangan ekonomi, pertumbuhan industri. Dunia usaha tanpa kehadiran pemerintah tidak akan bisa berjalan dengan baik. Ini sinergi yang paling baik antara pelaku ekonomi dan pemerintah.

Bagaimana mempertahankan percepatan pertumbuhan ekonomi dan bagaimana mengembangkan pertumbuhan ekonomi bukan hanya dinikmati kuenya oleh sekelompok orang tapi merata ke seluruh masyarakat artinya menyejahterakan masyarakat. Terkait perdagangan, bagaimana orang ketika melakukan transaksi ada ketersediaan barang atau harga ada dalam jangkauan. Bagaimana merealisir potensi industri menjadi kegiatan ekonomi bisa terjadi secara empiris. Dibutuhkan sinergi dari sektor yang lain. Sampai sejauh mana infrastruktur yang ada seiring dan seirama di dalam menjaga dan menumbuhkan tercapainya target.

Pengembangan ekonomi daerah, infrastruktur jalan sudah bagus, ada jalan tol. Kalau hal-hal seperti ini tidak diperhatikan, yang dikhawatirkan kita menjadi penonton di daerah sendiri. Tentunya sangat disayangkan. Keberadaan jalan tol yang mulus bisa menjadikan kegiatan ekonomi efisien. Kalau UKM tidak diberi ruang akan mendapat dampak negatif. 

Butuh kearifan dari pemerintah agar mereka tidak terpinggirkan. One Village One Product, ini bisa menjadi fokus. Ketika sinergitas dunia usaha dan pemerintah bisa seiring sejalan maka pengembangan ekonomi daerah bisa memakmurkan dan menyejahterakan masyarakat.

Dalam kota dan wilayah perkotaan, jaringan transportasi menjadi utama karena dengan jaringan transportasi aktivitas di kota tersebut terbentuk dan mengalami perkembangan. Ada dua faktor utama yang menentukan pertumbuhan dan perkembangan kota, yaitu demografis (pertumbuhan penduduk) dan non demografis (di luar pertumbuhan penduduk). 

Faktor ini dapat didorong menjadi pertumbuhan kota dan kota tersebut mengalami perkembangan apabila didukung aktivitas ekonomi dalam skala ekonomi yang sesuai. Artinya semakin besar skala ekonomi, semakin besar pula output yang dihasilkan dan harga akan turun. 

Skala ekonomi besar akan menurunkan biaya produksi. Faktor-faktor yang mendorong pertumbuhan kota didukung oleh syarat untuk berkembangnya kota, yaitu tersedianya pasar tenaga kerja, ketersediaan infrastruktur dan rasio biaya manfaat dalam aktivitas yang memadai untuk proses produksi.  

Inovasi Bambu 

Berawal dari riset di kampus sejak 2011, pada 2014 Harry Mawardi membentuk  brand Amygdala Bamboo. Kini  pangsa pasar tidak hanya di dalam negeri, juga merambah ke  ke Australia, Korea, China, hingga Jepang walaupun masih dalam skala kecil. Harry selaku owner dan designer Amygdala Bamboo menyampaikan, pameran lokal yang pernah diikuti diantaranya  Inacraft, Crafina, dan Bravacasa. 

Amygdala Bamboo juga berpartisipasi dalam pameran internasional, seperti World Bamboo Fair di Korea dan Bangkok Desain Festival. "Di luar negeri responnya cukup bagus tapi  mereka  melihat bambu ini material yang rapuh atau murahan jadi masih banyak yang bertanya. Ada juga yang beli," kata Harry.

Dibandingkan di dalam negeri,  respon terhadap produk Amygdala Bamboo mulai meningkat. Terutama dalam penjualan secara online pada dua tahun terakhir ini. Harry mengakui apresiasi orang baik di dalam maupun luar negeri sama saja. Pembedanya adalah daya beli orang luar negeri lebih besar.

Selama mengikuti pameran-pameran sebelumnya, Harry menceritakan ada beberapa coffee shop di di Makassar, Yogyakarta, dan Bali yang memesan produk Amygdala Bamboo. Pameran di luar negeri juga membuahkan hasil dengan pesanan secara satuan. Pasalnya kapasitas produksi Amygdala Bamboo masih minim. Saat ini Amygdala Bamboo didukung delapan perajin. Jika ada pesanan dalam jumlah besar, Harry memberdayakan satu desa dengan  150 orang.  Sementara  penanaman bambu dilakukan oleh petani  di Selaawi, Garut.

Dukungan transportasi membuat Amygdala mampu menjangkau banyak wilayah di Indonesia. (foto dokumentasi pribadi)
Dukungan transportasi membuat Amygdala mampu menjangkau banyak wilayah di Indonesia. (foto dokumentasi pribadi)

Selama dua tahun perjalanan usahanya, Harry menjelaskan tantangan ada pada bambu yang merupakan  material  alam. Selalu ada  kasus baru. Misalnya, ketika ada project dari 100 produk yang dihasilkan dengan bahan, finishing, dan pengawetan yang sama ternyata ada beberapa produk yang terkena rayap. Harry khawatir jika produk yang cacat itu terselip dalam pengiriman dalam jumlah besar khususnya ke luar negeri. "Alhamdulillah perajin kami pintar-pintar," tutur Harry.

Dalam menghadapi kondisi itu dibutuhkan inovasi, yakni memiliki kebun bambu sendiri. Dengan demikian dapat dilakukan  kontrol terhadap pertumbuhan, penebangan, dan penyimpanan bambu. 

Tentu akan menghasilkan bambu berkualitas  yang benar-benar paripurna dan  siap dirakit menjadi sebuah produk. Harry memaparkan, keunikan yang membuat Amygdala Bamboo berbeda dengan produk lainnya adalah teknik coiling. 

Teknik itu sudah lama digunakan oleh  Vietnam. Namun mereka fokus di pembuatan mangkuk, piring dan wadah. "Kami coba elevate teknik tersebut ke lampu, jam dinding, dan furniture. Kami  mencari segmentasi tambahan dari sana karena  warga desa itu sendiri  adalah pembuat sangkar burung bambu," jelas Harry.

Ketika ditanya kemungkinan produk Amygdala Bamboo ditiru, Harry menjawab pihaknya cukup percaya diri sebab produknya  tidak bisa dibuat dengan mesin. 

Aplikasi  produk Amygdala Bamboo, antara lain  living, furniture, home decor, sampai tableware. Namun melihat pasar online, Harry menilai  produk fashion masih menguasai pasar.  Amygdala Bamboo menangkap peluang itu dengan  merambah ke aksesori fashion seperti kalung dan  kacamata.

Tahun 2015 Amygdala Bamboo meraih pemenang I Best of The Best pada Wirausaha Muda Mandiri 2015. Penghargaan tersebut dalam pandangan Harry adalah tanggung jawab yang harus dibuktikan dengan keberlanjutan usaha. 

Harry ingin menginspirasi anak-anak muda untuk menggeluti bisnis bambu. Sebab  produk bambu masih terbatas di beberapa brand di Indonesia. "Kalau kami punya kebun bambu sendiri keuntungannya berlipat. Satu batang bambu itu Rp 15 ribu-Rp 20 ribu tapi bisa membuat kalung yang kami jual Rp 700 ribu. Sementara  satu bambu bisa menghasilkan  5-10 kalung. Jadi peningkatannya sangat tinggi," jelas Harry. 

Kisaran harga produk Amygdala Bamboo Rp 80 ribu-Rp 4 juta. Penjualannya paling tinggi adalah cangkir dan  kacamata. Harry mengisahkan, banyak pemesanan ketika foto rangka kacamata ditampilkan di Instagram. Agak kerepotan karena ada part yang harus dibeli dari luar negeri. Saat ini prosesnya masih berjalan.

Harry mengakui dibutuhkan kesabaran menghasilkan produk dari bambu dengan tingkat kesulitannya. Prosesnya panjang, harus menunggu bambu setengah kering, setengah basah,  kering, sampai  direndam. 

Terkadang orang tidak sabar menjalani proses itu. "Untuk membuat satu produk bergantung pembahanannya. Kalau  cepat,  sehari  beres. Kalau bahannya belum siap, harus tunggu sampai dua minggu. Ke depan kita mulai stock barang sehingga pelanggan tidak perlu  menunggu," ujar Harry.

https://www.instagram.com/kemenhub151/

http://dephub.go.id

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun