Mohon tunggu...
Clara C.
Clara C. Mohon Tunggu... Psychology Student

INFJ

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pra-Mataf 2 Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta: Mindset Bencana, Mental Health, dan Jaminan Kesehatan

13 September 2025   04:31 Diperbarui: 13 September 2025   04:31 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Telah dilaksanakan Pra-Mataf day 2 Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta pada hari Jumat, 12 September 2025 di Convention Hall Masjid Walidah Dahlan dengan menghadirkan tiga materi mendasar dan esensial dari tiga narasumber untuk seluruh mahasiswa baru. Melalui pemaparan materi penting ini diharapkan seluruh mahasiswa dapat memperoleh bekal pengetahuan dan pemahaman, yang berguna, baik untuk menunjang kehidupan selama menempuh pendidikan di Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta, maupun sebagai dasar bermanfaat dalam kehidupan setelahnya.

Berikut 3 ringkasan materi esensial yang dipaparkan dalam Pra-Mataf day 2 Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta:

1. Kesiapsiagaan dan Mindset Bencana 

oleh Bapak Arif Nur Kholis, Sekretaris Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC). 

Seringkali kata 'bencana' masih sering dianggap tabu dan diabaikan. Padahal sangat penting, apalagi sebagai mahasiswa kita harus memiliki mindset yang berbeda terhadap 'bencana' di mana bencana itu ilmiah dan mendasar. Sangat diperlukan pikiran yang terbuka untuk memahami konsep dasar yang sebelumnya sering disalahartikan. "Apakah gempa bumi adalah bencana?" Jawabannya bukan, karena pada dasarnya gempa bumi terjadi secara ilmiah dan gempa bumi juga sudah terjadi sebelum manusia ada di bumi. Dalam proses di masa lampau ini dapat dikatakan bahwa kejadian ini semua adalah bagaimana Allah mempersiapkan dan menyediakan bumi menjadi layak dan siap  untuk manusia. Jadi, apa bencana itu? Suatu kejadian merupakan 'bencana' apabila terdapat korban di dalamnya. Jadi pada konsep dasarnya, 'bencana' itu sendiri terjadi ketika manusia tidak siap menghapi kejadian atau fenomena alam yang ada. Seperti, pondasi bangunan, kesiagaan diri dalam menghadapi bencana, dsb. 

Sejak 1912 Muhammadiyah sudah memulai perjalanan untuk berperan aktif dalam membantu dalam berbagai kejadian. Lalu berselang tahun kemudian, lahirlah PKO (Penolong Kesengsaraan Oemoem). Serta pada tahun 2010,  Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) juga turut lahir untuk membantu dan menolong baik di dalam negeri maupun luar negeri. 

Untuk management disaster diri sendiri merupakan penolong utama untuk diri sendiri, oleh karenanya sangatlah penting untuk memiliki bekal bagaimana cara kita menghadapi atau menyelematkan diri ketika adanya suatu kejadian atau fenomena yang mengancam keselamatan.

Mitigation (prevention) -> Preparedness (early warning) -> Response-Disaster (search & rescue, emergency relief -> Recovery (rescontraction rehabilitation).

Seperti yang kita ketahui bahwa D. I. Yogyakarta memiliki sejarah bencana besar, berikut beberapa bekal untuk menjadi seorang yang siaga.

  • Gempa bumi: DROP ( berlindung dengan kepala menunduk), COVER (lindungi kepala), HOLD ON (berpegangan pada benda yang kuat dan kokoh), menjauhi benda berbahan kaca, mematikan peralatan yang menggunakan listrik untuk menccegah kebakaran, segera keluar gedung jika dekat dengan pintu keluar,tetapi tidak memaksakan diri keluar jika jauh untuk mengurangi risiko tertimbun reruntuhan.
  • Cuaca ekstrem: 
    • Di luar ruangan: membungkuk (duduk dan peluk lutut ke dada) jika ada potensi petir menyambar, tidak bertiarap di atas tanah, menghindari bangunan tinggi-pohon besar-tiang listrik, segera masuk dan berlindung di gedung yang kokoh.
    • Di dalam ruangan: menutup jendela dan pintu, mematikan perangkat elektronik dan listrik.


2. Pentingnya Mental Health

oleh Bapak Dr. Komarudin, M.Psi, Psikolog.

Sebagai gen Z terkadang banyak sekali label dan asumsi publik terhadap kita yang berkaitan erat tentang kesehatan mental.

Kesehatan mental didefinisikan sebagai kondisi emosi, kognitif, dan perilaku yang relatif stabil yang memungkingkan individu berfungsi secara adaptif dalam lingkungannya serta mengatasi stres sehari-hari (APA, 2020). Sehat mental artinya individu terhindar dari gangguan jiwa dan gejala penyakit jiwa. 

Ciri-ciri sehat mental:

  • Emosi (Goleman, 2015)
    • Mampu mengenali emosi diri sendiri.
    • Mampu mengendalikan emosi secara adaptif
    • Memiliki empati terhadap orang lain. 
    • Mampu memotivasi diri sendiri.
    • Mampu membangun hubungan sosial yang positif
  • Sosial (Santrock, 2018)
    • Menunjukkan perilaku prososial
    • Menolong, berbagi, dan peduli.
    • Menghargai perbedaan individu.
    • Mampu menempatkan kepentingan pribadi sejalan dengan kepentingan kelompok
  • Kognitif (Santrock, 2018)
    • Kemampuan berpikir kritis (critical thinking).
    • Fleksibilitas kognitif (marnpu menyesuaikan cara berpikir dengan situasi)
    •  Tidak Overthinking Kreativitas dalam menghasilkan ide baru.
    • Regulasi diri dalam belajar dan mengambil keputusan.
  • Perilaku  (Papalia & Martorell, 2017)
    • Memiliki pola hidup teratur (makan, tidur, olahraga).
    • Menunjukkan kebiasaan prososial: menolong dan bekerja sama.
    • Menghindari perilaku berisiko: narkoba atau penyalahgunaan zat

Strategi Coping

  • Emotion-Focused Coping

Respon yang ditujukan untuk mengurangi dampak emosional dari stressor (misalnya: menolak, lari ke agama, angan-angan, humor, alkohol/obat-obatan, teks bebas).

  • Problem-Focused Coping

Respon ditujukan untuk mengurangi, memodifikasi, atau menghilangkan sumber stres (misalnya, jika nilai studi rendah, mengurangi waktu bermain dan mengubah strategi universitas.

Contoh issue mental yang sering ditemui: Stress, kecemasan (anxiety), depressi, krisis identitas gender,  dan brain root, dsb.

Sebagai anak muda (mahisiswa baru), kita perlu untuk memberi kasih kepada diri sendiri, mendengarkan diri sendiri, dan merangkulnya sepenuh hati.


3. Jaminan Kesehatan 

oleh Bapak Bayu Wiwoho, S. Sos, M.M (Agen BPJS Bimantoro).

BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial), seluruh mahasiswa dan kerja di Universitas Aisyiyah Yogyakarta memiliki jaminan kesehatan yang setara, yaitu memiliki fasilitas BPJS ketenagakerjaan dan berkerja sama dengan agen BPJS Bimantoro yang siap mendampingi dan membantu. 

Produk/Privilage dari BPJS (Bimantoro)

  • Pendampingan (melakukan pendampingan daam mengakses BPJS)
  • Perlindungan (memastikan seluruh pemilik dapat mengakses BPJS maupun jasaraharja).
  • Layanan 24 Jam
  • Layanan day one service


Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun